Palangka Raya (ANTARA News) - Karya foto jurnalistik yang dihasilkan wartawan menjadi fakta otentik dalam pemberitaan setiap media, karena objek pemotretan foto bukan rekayasa dan apa adanya, kata fotografer Kantor Berita LKBN ANTARA Oscar Motuloh di Palangka Raya, Sabtu malam.

Saat menjadi pemateri pada pelatihan foto jurnalistik yang dilaksanakan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Kalimantan Tengah (Kalteng), Oscar mengatakan, foto jurnalistik bisa memberi informasi lengkap dan akurat kepada pembaca manakala hasil karya yang disuguhkan itu padat makna terhadap suatu peristiwa.

Foto jurnalistik merupakan salah satu karya wartawan yang diharapkan pembaca, melengkapi pemberitaan suatu peristiwa. Berita suatu peristiwa bila dilengkapi foto yang diabadikan seorang wartawan foto dengan hasil jepretan bernuansa representatif diprediksi akan memenuhi harapan dan keingintahuan pembaca terhadap kejadian tersebut.

Oleh karena itu, katanya, seorang fotografer profesional sudah mempersiapkan semua bekal dan kebutuhan bila menghadiri sebuah acara atau bencana. Persiapan pengetahuan jurnalistik penting sebagai salah satu syarat menghasilkan karya foto bernilai berita. Foto jurnalistik suatu fakta dan biasanya ditunggu pembaca.

Sebagai contoh, Oscar menyebutkan bencana alam gempa bumi dan tsunami di Provinsi Aceh 26 Desember 2004. Masyarakat pembaca seolah tidak percaya karena tiga hari setelah bencana yang menelan 200 ribu lebih jiwa manusia dan ratusan bangunan hancur diterjang tsunami itu, belum tersiar foto yang ditunggu pembaca.

"Ini sebuah kenyataan bahwa foto jurnalistik hasil karya otentik yang bisa jadi mengundang simpati masyarakat manakala itu bencana seperti gempa bumi dan tsunami di Aceh," tambah Oscar Motuloh pada acara yang dibuka Ketua PWI Cabang Kalteng H Sutransyah dan diikuti sekitar 40 wartawan PWI Perwakilan di provinsi tersebut.

Ketua PWI Sutransyah mengatakan, pelatihan foto jurnalistik yang pertama dilaksanakan itu sebagai salah satu upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) wartawan anggota organisasi ini dan kegiatan itu merupakan bagian dari sejumlah event yang dilakukan pengurus PWI Cabang Kalteng pada akhir tahun 2011.

Pelatihan foto jurnalistik itu dinilai penting untuk menambahkan pengetahuan tentang teknik pemotretan dari sudut pandang jurnalistik. Karya foto jurnalistik setelah peserta mendapat ilmu dan evaluasi hasil praktik pemotretan nanti diharapkan dapat menambah wawasan dan memberi nilai tambah sehingga mewarnai media di masa mendatang.

Ketua panitia Hairil Supriyadi mengharapkan, hasil pelatihan foto jurnalistik bermanfaat bagi peserta dapat "mencuri" strategis pemotretan untuk mengisi media dengan berbagai hasil karya yang mengangkat sumber daya alam (SDA) provinsi Kalteng umumya dan kabupaten/kota yang sedang gencar melaksanakan pembangunan tersebut.

(T.S019/Z002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011