Pesawaran, Lampung (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, terus mengupayakan pengembangan energi alternatif biogas guna mengantisipasi terjadinya kekurangan energi yang tidak dapat diperbaharui.

"Energi alternatif biogas ini dihasilkan dari proses biodigester dengan bahan baku kotoran ternak yang banyak terdapat di daerah ini," ujar Kabid Energi Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Pesawaran, Muhammad Diar, di Pesawaran, Kamis.

Menurutnya, kelangkaan energi dari bahan bakar minyak (BBM) yang sering terjadi sehingga perlu adanya pengembangan energi baru yang dapat diperoleh dari bahan bahan yang ada di sekitar daerah itu.

"Salah satu alternatif pembaharuan energi tersebut adalah dengan mengembangkan energi baru seperti biogas yang lebih dikenal dengan program biru kepanjangan biogas rumah tangga," kata dia menerangkan.

Ia menyebutkan, program tersebut telah dilaksanakan pengembangannya di Kecamatan Padangcermin dengan tujuh kelompok kerja yang diharapkan dapat memberikan hasil positif.

"Bahan baku energi alternatif tersebut masih banyak ditemui di daerah ini karena masyarakat setempat masih banyak yang memelihara hewan ternak sapi, jadi kotorannya bisa dijadikan bahan bahan tersebut," ujarnya.

Kabid energi itu melanjutkan, proposal yang telah diajukan oleh masyarakat di kecamatan tersebut telah disampaikan ke Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk dapat mengaplikasikan program Biru lebih jauh lagi.

"Kami masih menunggu informasinya, apakah disetujui atau tidak usulan tersebut," ujarnya menerangkan.

Ia berharap ajuan tersebut dapat direalisasikan oleh kementerian sehingga ke depan program tersebut dapat dilaksanakan di seluruh kecamatan se Kabupaten Pesawaran.

Terkait program itu, Diar mengatakan, pihaknya tengah mendata jumlah ternak di Kabupaten Pesawaran agar program Biru bisa diterapkan di seluruh kecamatan.

Ia menerangkan, sapi perah atau potong dan kerbau, rata-rata setiap harinya menghasilkan 23 kilogram kotoran segar per ekor.

"Berdasarkan efektivitas panas dari digester dengan volume dua meter kubik selama satu bulan dengan 690 kilogram kotoran segar dapat menghasilkan biogas untuk memasak setara dengan 26 kilogram elpiji atau 37 liter minyak tanah," ujar Diar menerangkan.

Dengan adanya program itu, ia melanjutkan, ke depan harapannya masyarakat di Bumi Andan Jejama ini tidak lagi kesulitan memperoleh bahan bakar minyak untuk memasak dalam memenuhi keperluan hidup sehari hari.
 (ANT-050/Z002)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011