Jakarta (ANTARA News) - Untuk pertamakalinya Kantor Wapres di Jakarta, Kamis, mendapatkan ancaman dari seorang penelepon yang mengatakan bahwa dalam waktu satu jam akan meledakkan kantor Wapres. "Tadi ada telepon yang diterima bagian operator telepon sentral pada jam 13.45 wib, dari seorang laki-laki yang memberitahukan bahwa dalam waktu satu jam (kantor wapres) akan diledakan," kata Deputi Administrasi Seswapres, Hendri Sulistyo, kepada para wartawan yang melakukan konfirmasi kepada Seswapres, Gembong Prijono, di ruang kerjanya di Kantor Wapres Jakarta, Kamis petang. Menurut Hendri, atas adanya ancaman teror bom tersebut, petugas penerima operator telepon tersebut meneruskannya kepada atasannya yang kemudian dibuatkan laporan atas kejadian tersebut. Laporan tersebut akhirnya diteruskan ke Paspampres dan segera dilakukan tindakan. Sebelumnya, beberapa wartawan merasa ada sesuatu yang berbeda dari biasanya di kantor Wapres. Pemeriksaan terlihat lebih teliti daripada biasanya. Selain itu beberapa petugas deteksi Paspampres terlihat melakukan penyisiran di semua bagian di kantor Wapres tersebut. Sebuah kendaraan untuk deteksi bom juga terlihat diparkir dihalaman pintu belakang kantor Wapres. Gembong awalnya mengemukakan belum menerima laporan soal adanya isu teror bom di lingkungan kantor Wapres. Menanggapi adanya penyisiran yang dilakukan oleh anggota Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres), menurut Gembong, hal itu merupakan prosedur rutin yang selalu dilakukan setiap bulannya. Hal yang sama juga diungkapkan oleh beberapa anggota Paspampres yang menyatakan bahwa penyisiran menyeluruh di kantor wapres tersebut merupakan pemeriksaan rutin bulanan yang juga prosedur tetap standar pengamanan. Beberapa saat kemudian, Gembong Prijoyo memanggil Deputi Administrasi, Hendri Sulistyo, untuk mendapatkan keterangan soal isu teror bom tersebut. Dari Hendri itulah akhirnya diketahui bahwa memang ada telepon soal ancaman dari seorang penelepon pria yang akan meledakkan kantor Wapres. Menurut Gembong, ia tidak mengetahui kalau ada telepon yang mengancam akan meledakkan kantor Wapres. Kemudian, ia menyatakan, ternyata hal itu sebagai sebuah telepon biasa. ""Bahwa orang telepon itu semua orang bisa telepon, jadi bukan masalah teleponnya, tetapi yang penting standar pengamanan di kantor Wapres yang sudah sangat optimal. Jadi, tak perlu khawatir," kata Gembong. Selama penyisiran yang dilakukan oleh Paspampres, suasana di lingkungan kantor Wapres terlihat tidak mengalami perubahan. Para pegawai maupun para tamu yang ada juga tidak menunjukkan adanya kekawatiran, bahkan tidak tahu kalau ada telepon ancaman bom. Gembong juga menegaskan bahwa memang tidak ada evakuasi ataupun tindakan yang lainnya kepada para pegawai di kantor wapres. Hal itu, tambahnya, karena memang pengamanan di kantor Wapres yang dilakukan oleh Paspampres telah optimal.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006