Yogyakarta (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Pembajun Setyaningastutie menyebutkan hingga kini belum ada laporan adanya kasus hepatitis akut misterius di wilayah DIY.

"Belum ada laporan, baik dari puskesmas, dinas kesehatan kabupaten/kota maupun rumah sakit," kata Pembajun saat dihubungi di Yogyakarta, Senin.

Meskipun belum ada laporan, menurut dia, Dinkes DIY beserta instansi terkait tetap mengupayakan deteksi dini untuk menemukan gejala hepatitis misterius pada anak dengan menggencarkan komunikasi dengan orang tua, khususnya para ibu.

Baca juga: Menkes: Suspek hepatitis akut di Indonesia ada 15 kasus

"Bila ada BAB yang kuning tua atau warna kulit berubah agak kekuningan untuk segera diperiksakan," ujar dia.

Menurut dia, penyakit hepatitis yang melanda sejumlah negara itu dapat dicegah dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Dinkes DIY, ujar dia, telah berkoordinasi dengan dinas kesehatan kabupaten/kota untuk mengintensifkan komunikasi, edukasi, serta informasi (KIE) terkait penyakit itu bersama-sama dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Ikatan Bidan Indonesia (IBI).

Baca juga: Kemenkes verifikasi temuan empat kasus diduga Hepatitis misterius

Ia mengimbau apabila muncul kasus itu agar segera dilaporkan melalui aplikasi Sistem Informasi Hepatitis dan Penyakit Infeksi Saluran Pencernaan (SIHEPI). "Serta perlu dilakukan pemantauan," kata Pembajun.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Emma Rahmi Aryani mengatakan telah mengirim surat edaran ke seluruh sekolah untuk meningkatkan kewaspadaan mengenai potensi penularan penyakit hepatitis misterius tersebut.

Baca juga: IDAI terbitkan rekomendasi tata laksana Hepatitis akut bergejala berat

"Utamanya kan PHBS, itu tadi, prokes kan wajib kemudian juga sekarang perilakunya kalau makan harus yang benar-benar matang. Kemudian cuci tangan dahulu, menghindari misal renang," kata Emma.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022