Karakas (ANTARA News/Reuters) - Lembaga baru Amerika Latin dan Karibea mendukung klaim Argentina atas kedaulatan kepulauan Malvinas jajahan Inggris serta kutukan terhadap hukuman Amerika Serikat atas Kuba, Sabtu, pada akhir temu puncak dua hari.

Tapi, Masyarakat Negara Amerika Latin dan Karibia atau Celac, yang beranggota 33 negara, tidak banyak berpidato lebih jelas menentang Barat seperti dikuatirkan beberapa pihak di pertemuan dengan tuan rumah pemimpin keras benci imperialis Venezuela, Hugo Chavez.

Sebaliknya, 22 pernyataan akhir berisi kecaman, tapi lunak, atas kebutuhan memerangi penyakit dunia, seperti, spekulasi harga, narkotika, terorisme, senjata nuklir dan kekejaman terhadap pendatang.

"Saya pikir kami tidak melebih-lebihkan jika menyebutnya hari bersejarah," kata Chavez (57 tahun), membuat temu puncak itu mencapai dua tujuan, yakni mendirikan badan kawasan tanpa Amerika Serikat dan memungkinkannya menampilkan pemulihan dari perawatan kanker.

"Persatuan dalam perbedaan kita. Kita harus menuntut rasa hormat," kata Chavez kepada majelis itu, "Tidak ada lagi campur tangan. Kita sudah cukup."

Chavez dan pemimpin lain sayap kiri, seperti, Raul Castro dari Kuba, Daniel Ortega dari Nikaragua, Evo Morales dari Bolivia dan Rafael Correa dari Ekuador, menyatakan Organisasi Negara Amerika (OAS) terlalu bersemangat menyenangkan Washington.

Tapi, negara pimpinan konservatif, seperti, Kolombia, Cile dan Meksiko, memastikan Celac tidak menjadi corong mereka, dengan pernyataan akhir secara nisbi lunak dan pertemuan tahun depan ditetapkan di Santiago, Cile.

Meskipun akan menaikkan alis di Washington dan London, pernyataan atas kepulauan Malvinas -atau Falklands seperti nama dari Inggris penjajahnya- di Argentina dan hukuman Amerika Serikat atas Kuba merupakan sikap rata-rata di kawasan tersebut.

Pernyataan akhir itu mendukung hak sah Argentina dan mendesak Inggris melanjutkan perundingan.

"Pemerintah Argentina telah terus-menerus menunjukkan sikap membangun dan kemauan mencapai, melalui perundingan, penyelesaian secara damai dan pasti atas keadaan pejajahan menyedihkan di tanah Amerika," katanya.

Hampir 30 tahun setelah kedua negara itu terlibat perang 10 pekan atas wilayah di Atlantik Selatan itu, kepulauan tersebut tetap merupakan lambang jiwa kebangsaan bagi banyak orang di Argentina.

Tentang Kuba, Celac, yang anggotanya memiliki hampir 600 juta orang dan produk domestik bruto tahunan sekitar enam triliun dolar Amerika Serikat, mendesak Washington menghormati keputusan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan mencabut hukuman perdagangan berdasawarsa terhadap pemerintah komunis itu.

Chavez, yang menjalani bedah kanker pada Juni, menikmati saat terbesarnya di panggung antarbangsa. Dia memimpin sidang dan pidato panjang, sering menyela untuk menambahkan anekdot dan pendapatnya.

Tapi, ia tampak lebih lelah pada hari kedua.

Ia berencana terpilih kembali pada 2012 dan lawannya menggunakan temu puncak itu untuk melancarkan kecaman dalam upaya mempermalukannya di depan rekannya dari Amerika Latin.

Pegiat memukuli panci dan wajan di sekitar kota itu pada Sabtu malam dalam unjukrasa adat "cacerolazo". Beberapa spanduk itu juga sempat membentang di atas jalan, bertuliskan "Selamat Datang di Kota Kejahatan", sebelum polisi mengambilnya.

"Anda tidak boleh mengabaikan bahwa tuan rumah Anda, Komandan Hugo Chavez Frias menjalankan pemerintah, yang secara sistematis melanggar prinsip demokrasi, yang sebagian besar dari Anda tingkatkan dan wakili di negara Anda masing-masing," kata calon presiden lawan Pablo Medina dalam surat terbuka.

Pendukung dari permukiman kumuh hingga cendekiawan sayap kiri asing menyatakan Chavez melakukan yang bahkan tidak dicoba presiden lain di sini, menempatkan kekayaan minyak negara OPEC itu untuk kaum miskin.

Kontra kritik menyatakan ia menyia-nyiakan kekayaan Venezuela, terutama dengan memberikan minyak murah kepada sekutu, seperti, Kuba, dan berperilaku seperti diktator di pengadilan dan lembaga lain dengan pendukung dan melecehkan lawan.

Kesehatan Chavez sangat tidak diketahui dalam pemilihan umum pada 7 Oktober 2012, ketika lawan yakin memiliki kesempatan terbaik menjungkalkannya sejak ia mengambil alih kekuasaan pada 1999.

Chavez menyatakan sembuh setelah empat kemoterapi, meskipun spesialis kanker menyatakan terlalu dini mengatakan itu. Secara pribadi, beberapa pejabat pemerintah menyatakan sangat khawatir tentang kerahasiaan di seputar kesehatannya. (B002/S008)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011