Saya tadinya ingin naik ke atas gerbong juga. Tapi tidak jadi, karena teman-teman dari KAI melarang
Jakarta (ANTARA News) - Menteri BUMN Dahlan Iskan, Senin pagi mendadak meninjau layanan Kereta Rel Listrik (KRL) untuk melihat secara langsung layanan PT Kereta Api Indonesia (KAI) terkait dengan diberlakukannya sistem loop-line (jalur lingkar) Jabodetabek.

"Saya meninjau langsung penerapan rute baru KRL PT KAI. Tadi waktu ke Depok-Manggarai... saya terharu melihat sedemikian banyaknya manusia berjubel. Ini yang harus segera diselesaikan," kata Dahlan, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin.

Dahlan menumpangi KRL jenis ekonomi dari stasiun Depok sekitar pukul 08.10 WIB menuju stasiun Manggarai, Jakarta Selatan.

Mantan Direktur Utama PT PLN ini pun tidak segan-segan berdesak-desakan dengan penumpang lainnya di KRL jenis ekonomi. KRL jenis ekonomi terkenal dengan layanan KAI dengan tingkat kepadatan yang tinggi, bahkan sebagian penumpangnya harus naik di atas gerbong.

"Saya tadinya ingin naik ke atas gerbong juga. Tapi tidak jadi karena teman-teman dari KAI melarang. Ada benarnya... karena naik kereta kan memberi contoh yang tidak baik," katanya.

Sejak 5 Desember 2011, KAI mulai memberlakukan ujicoba sistem rerouting KRL di Jabodetabek yang pada implementasinya banyak mendapat protes dari para penumpang.

Melihat kondisi di lapangan, Dahlan berpendapat bahwa program yang dilakukan KAI tersebut bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

"KAI jangan berhenti karena kritikan itu. Mengurus KA itu sangat sulit, atau tidak segampang mengomelinya," kata Dahlan.

Sementara itu Direktur Utama PT KAI Ignasius Jonan mengatakan, sesungguhnya untuk meningkatkan kapasitas angkutan KRL khususnya Jabodetabek sangat tergantung pada infrastruktur.

"Saat ini masih jalur KRL masih banyak yang harus melalui perlintasan jalan. Setidaknya 24 perlintasan KRL di seluruh Jabodetabek yang harus dicarikan jalan keluaranya," ujarnya.

Ia berpendapat solusinya adalah bagaimana menjadikan perlintasan KRL tersebut menjadi dalam bentuk "underpass" maupun ditinggikan menjadi semacam jalan layang.

Untuk itu ia menambahkan, pihaknya dengan Pemda DKI dan pemda lainnya sedang berupaya untuk menyelesaikan masalah perlintasan.
(ANT)
***5***



(R017)





Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011