Jakarta (ANTARA) - Perusahaan venture capital (VC) East Ventures melalui "East Ventures - Sustainability Report 2022" mengungkapkan peran, komitmen, kontribusi, serta kerangka kerja investasi berkelanjutan untuk mengarahkan semua pihak relevan dalam bergerak menuju keberlanjutan.

Venture Partner East Ventures Avina Sugiarto melalui keterangannya, Rabu, menekankan pentingnya penggabungan ESG (environment, social, governance) dan komitmen perusahaan untuk menjadi yang terdepan dalam perubahan tren dan perilaku konsumen terhadap ESG.

Komitmen tersebut didasarkan pada banyaknya perubahan dalam konsumerisme, khususnya bagaimana konsumen yang semakin peduli dengan praktik bisnis yang etis, terjadinya peralihan preferensi menuju produk dan layanan yang ramah lingkungan dan bertanggung jawab secara sosial, dan para pekerja yang memilih perusahaan yang menghadirkan dampak bagi masyarakat.

Baca juga: Digitalisasi beri nilai tambah ekonomi hingga standardisasi data

Oleh karena itu, narasi dan implementasi ESG yang kuat akan meningkatkan produktivitas perusahaan secara keseluruhan dengan menarik talenta yang berkualitas, serta meningkatkan transparansi dan perlindungan reputasi melalui tata kelola yang baik dan manajemen risiko yang tepat.

Terdapat kesalahpahaman yang kerap hadir di masyarakat bahwa keberlanjutan hanya mencakup lingkungan dan bumi. Co-Founder dan Chief Sustainability Officer Aruna Utari Octavianty, percaya bahwa keberlanjutan berkaitan dengan manusia, planet, dan keuntungan (People, Planet, and Profit); dan 3P ini memiliki kepentingan dan tanggung jawab yang setara.

Berdasarkan gagasan ini, Aruna membuat divisi yang berfokus pada keberlanjutan dan sebagai salah satu pendiri, Utari turut mengambil andil dan tanggung jawab atas seluruh upaya Aruna menuju keberlanjutan.

Dengan semua kemajuan menuju keberlanjutan, digitalisasi menjadi faktor pendukung yang krusial. Terutama bagaimana teknologi dapat diterapkan dalam menghadirkan solusi dan model bisnis berbasis teknologi dalam menjangkau populasi yang belum terjangkau dan memiliki keterbatasan sumber daya.

Solusi berbasis teknologi merupakan solusi yang berkelanjutan dikarenakan memiliki kontribusi emisi gas rumah kaca yang lebih sedikit.

Hal ini dapat turut dilihat dari contoh penerapan prinsip keberlanjutan East Ventures lainnya seperti Ruangguru di bidang edukasi (edtech), Homage di bidang kesehatan (healthtech), dan Nalagenetics and Nusantics di bidang bioteknologi (biotech).

Perubahan dan peralihan menuju keberlanjutan tidak akan mungkin terjadi tanpa kolaborasi, dan tentunya membutuhkan waktu untuk diterapkan.

Tantangan lain yang biasa dihadapi oleh semua perusahaan termasuk startup adalah kesulitan dalam menyeimbangkan keuntungan dan dampak.

SDG Impact Specialist UNDP Devahuti Choudhury, menjelaskan bahwa hal tersebut membutuhkan pendekatan kolaboratif yang diadopsi oleh pemerintah, investor modal swasta, dan perusahaan startup.

Terlepas dari upaya bersama dari semua pihak, penting juga untuk memiliki peta tujuan yang jelas untuk mengidentifikasi area-area dengan potensi besar.

Baca juga: Riset: Dukungan untuk "womenpreneur" bukan hanya dari segi finansial

Baca juga: The ParentInc bukukan pendanaan 22 juta dolar AS

Baca juga: Membangun ekosistem kesetaraan gender untuk masa depan berkelanjutan

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022