Jakarta (ANTARA) - Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin Indonesia) bekerja sama dengan East Ventures meluncurkan kalkulator gas rumah kaca berbasis web atau Emission Calculator & Visualization Southeast Asia (ECOVISEA).

Berkolaborasi dengan WRI Indonesia, ECOVISEA adalah kalkulator emisi gas rumah kaca (GRK) global berbasis web dan dapat digunakan secara gratis oleh perusahaan untuk menghitung dan mengukur dampak lingkungannya.

“Kadin Indonesia, bekerja sama dengan East Ventures dan WRI Indonesia dengan antusias mengumumkan peluncuran ECOVISEA, kalkulator emisi gas rumah kaca berbasis web yang dapat diakses secara gratis. Inisiatif ini mencerminkan komitmen kami melalui Kadin Net Zero Hub untuk membantu perusahaan-perusahaan nasional dalam transisi menuju Net Zero Company,” kata Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Kemaritiman, Investasi, dan Luar Negeri Kadin Indonesia Shinta W. Kamdani dalam keterangan di Jakarta, Selasa.

Inisiatif tersebut merupakan salah satu hasil dari kerja sama antara East Ventures, Kadin Indonesia dan WRI Indonesia dalam memajukan komitmen menuju target emisi nol bersih (net zero emission) melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU).

Baca juga: Kadin Komite Tiongkok gelar syukuran sambut Tahun Baru Naga Kayu

MoU tersebut ditandatangani pada 11 November 2022 pada breakout session East Ventures di Indonesia Net Zero Summit 2022, yang merupakan sideline event B20 Indonesia.

Shinta menjelaskan, Indonesia merupakan salah satu dari 10 negara penghasil emisi terbesar dengan kontribusi ~1,48 GtCO2e (gigaton karbon dioksida ekuivalen) terhadap emisi GRK setiap tahunnya.

Oleh sebab itu, diperlukan upaya ekstra guna memastikan kemajuan progresif dalam mencapai target Perjanjian Paris, yaitu membatasi kenaikan suhu global sebesar 1,5 derajat celcius pada tahun 2050.

Penghitungan emisi oleh perusahaan terkait dampak lingkungan yang mereka hasilkan, merupakan langkah krusial dan mendasar.

Dengan melakukan hal tersebut, mereka dapat mengurangi dampak lingkungan atau membuat keputusan yang tepat untuk mencapai target keberlanjutan.

Baca juga: Kadin minta penerbangan internasional ke Jateng kembali dibuka

Meskipun penghitungan emisi GRK bersifat krusial, banyak perusahaan di Indonesia, mulai dari usaha besar, mikro, kecil, dan menengah (UMKM) hingga startup, belum menghitung jejak karbonnya. Hal ini pada umumnya disebabkan oleh kurangnya akses terhadap pengetahuan dan keahlian dalam menghitung emisi GRK.

Partner East Ventures Avina Sugiarto mengatakan, dengan menyadari isu ini, platform ECOVISEA mengajak para pelaku bisnis di industri apa pun untuk mengukur, mengelola, dan mengurangi emisi mereka secara akurat, sehingga memfasilitasi transisi menuju ekonomi rendah karbon.

"Keberlanjutan telah menjadi bagian dari DNA East Ventures sejak awal berdiri. Kami senang bisa memperkenalkan ECOVISEA, alat penghitung GRK berbasis web dan gratis yang dirancang untuk bisnis dan UMKM di seluruh Indonesia dan Asia Tenggara,” ujarnya.

ECOVISEA dirancang untuk menghitung emisi yang dihasilkan perusahaan berdasarkan tiga cakupan (scope), antara lain scope 1; emisi langsung dari sumber yang dimiliki atau dikuasai perusahaan, seperti pembakaran stasioner, emisi fugitive, pembakaran bergerak, emisi proses, dan lain sebagainya.

Scope 2; emisi tidak langsung dari pembangkitan energi yang dibeli, seperti pembelian listrik, panas atau uap. Kemudian scope 3; semua emisi tidak langsung lainnya dari rantai nilai perusahaan, baik dari rantai nilai hulu maupun hilir.

Avina menambahkan, data faktor emisi yang digunakan pada ECOVISEA disediakan oleh Climatiq, mesin penghitung karbon, yang berstandar global dan mematuhi GHG Protocol dan ISO 14067.

Perusahaan dapat mengunjungi ecovisea.com untuk melakukan pendaftaran akun. Setelah perusahaan terverifikasi dan terdaftar, para pengguna akan diarahkan dengan petunjuk langkah demi langkah untuk mengunggah datanya ke dalam dasbor akun perusahaan.

Setelah data terisi, perusahaan akan mendapatkan hasil perhitungan atau laporan secara real-time yang disajikan dalam format kumpulan data dan visualisasi.

Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2024