Pekanbaru (ANTARA News) - Kebakaran hebat melanda sebuah gudang penyimpanan barang-barang bekas berbahan plastik dan dua unit ruko bertingkat yang terletak persis di sebelah timur Jembatan Siak III, Senapelan, Pekanbaru, Jumat (16/12) pukul 16.00 WIB.

"Api sudah besar waktu saya lihat di rumah yang tengah, dari situ api merembet ke kanan dan kirinya," kata seorang saksi, Alferi (34), kepada ANTARA.

Dituturkan Alferi, api sangat besar terlihat dari tempatnya bekerja di SPBU yang berjarak hanya 25 meter dari lokasi kebakaran.

"Api pertama terlihat dari gudang penyimpanan drum plastik bekas itu, lalu berkobar sampai melintasi jembatan," katanya.

Api kemudian menyambar ruko yang mengapit di kanan dan kiri gudang. Beruntung, masih menurut Alferi, arus lalu-lintas Jembatan Siak III saat itu sedang sepi sehingga tidak menimbulkan dampak lebih buruk.

Api baru dapat dipadamkan setelah 4 unit mobil pemadam kebakaran Pemko Pekanbaru dikerahkan ke lokasi kejadian. Petugas pemadam mendapat bantuan 1 unit mobil pemadam kebakaran dari PT Chevron yang merespon permintaan bantuan.

"Kami respon permintaan back up dari dinas kota," kata Komandan Fire Rescue Unit PT Chevron Pacific Indonesia, Amiruddin Sitompul.

Akibat kebakaran itu, arus lalu-limtas Jembatan Siak III dialihkan melalui Jembatan Siak I yang berada sekitar 800 meter dari lokasi.

Sementara pemilik gudang, H Arifin (60), mengaku dirinya sedang berada di rumah kediaman di Tanjung Datuk, Pekanbaru saat kejadian.

"Saya dikasih tahu anak, dan langsung sini," kata Arifin.

Ia menduga, api berasal dari pembakaran sampah di belakang gudang dan menjalar ke dalam bangunan mengenai tumpukan drum plastik.

"Di belakang gudang ada orang yang tinggal, biasanya di situ memang suka bakar-bakar," katanya.

Meskipun tak ada korban jiwa, kebakaran dipastikan menimbulkan kerugian yang cukup besar. Namun, Arifin belum dapat menaksir kerugian karena pihaknya masih berusaha mencari-cari yang tersisa dari rukonya.

"Belum sempat menghitung, yang jelas surat-surat berharga habis," kata Arifin.

Menurut Arifin, beberapa surat berharga seperti surat tanah, akte kelahiran, ijazah, dan SK PNS milik anaknya habis tak tersisa.

(ANT-027)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011