Jakarta (ANTARA News) - Saham-saham di Bursa Efek Indonesia pada perdagangan sesi pagi Selasa melemah setelah Bank Sentral Eropa (ECB) menolak membeli obligasi Eropa.

Pembelian obligasi yang dipandang pelaku pasar bisa mengurangi tekanan krisis, ditolak oleh ECB karena bertentangan dengan undang-undang bank sentral.

Indeks harga saham gabungan BEI pada sesi pagi ditutup melemah tipis 1,334 poin atau 0,04 persen menjadi 3.768,957 dan indeks LQ-45 terkoreksi 0,219 poin atau 0,03 persen menjadi 665,253.

Koreksi yang tipis menunjukkan bahwa pelaku pasar cenderung wait and see, menunggu kecenderungan di pasar regional dan global karena secara fundamental ekonomi Indonesia cukup baik.

Analis PT Makinta Securities Harry Kurniawan mengatakan, penolakan ECB yang tidak mau mengikuti kehendak pasar untuk membeli obligasi memicu respon negatif sehingga indeks BEI terkoreksi.

Koreksi yang tipis itu tertahan oleh peringkat yang diterima pemerintah sebagai tempat yang layak untuk investasi, katanya.

Ia mengatakan, pelaku pasar kembali melepas sahamnya karena khawatir krisis utang di Eropa masih belum mencapai penyelesaian.

Pelaku khawatir krisis itu kemungkinan akan terjadi dalam waktu yang cukup lama, katanya.

Indeks, lanjut dia, pada pembukaan pasar sempat menguat sebesar 12,38 poin atau 0,33 persen menjadi 3.782,66.

Kenaikan indeks itu karena membaiknya bursa regional seperti indeks Hang Seng menguat 0,59 persen, indeks Nikkei-225 naik 0,67 persendan Straits Times bertambah 0,18 persen.

Harry Kurniawan mengatakan, merosotnya indeks pada siang itu karena sejumlah saham unggulan mengalami koreksi harga.

Saham Goodyear misalnya turun Rp200 menjadi Rp9.400, saham Excl melemah Rp150 menjadi Rp4.150, sahm HM Sampoerna berkurang Rp100 menjadi rp38.500 dan saham Astra turun Rp50 menjadi Rp72.100.

Ia menambahkan, apabila kondisi masih berlanjut maka koreksi terhadap indeks akan terus terjadi sehingga posisinya makin jauh dari level 3.800 poin.

Sebelunya indeks diperkirakan akan dapat mencapai angka 3.800 poin karena faktor positif yang terus berimbas ke pasar saham tersebut.

(H-CS/E008)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011