... ini menjadi penentu peningkatan kinerja hasil usaha Askrindo, selain pembenahan-pembenahan internal perusahaan...
Jakarta (ANTARA News) – Empat bulan menempuh langkah pembenahan secara konsisten membuat manajemen PT (Persero) Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) telah menghasilkan kemajuan relatif besar. Hasilnya, laba bersih sebelum pajak perusahaan itu menjadi Rp96 miliar pada posisi Oktober 2011.

Direktur Keuangan, Investasi, dan Teknologi Informasi Askrindo, T Widya Kuntarto, di Jakarta, Selasa, menyatakan, "Angka tersebut merupakan pertumbuhan sebesar 187 persen dari minus Rp 111 miliar pada periode sama tahun lalu."

Dari perolehan Rp96 miliar laba sebelum pajak pada 2011 itu, katanya, kontribusi terbesar berasal dari penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR), Rp 55 miliar yang berarti melonjak 142 persen dari minus Rp 129 miliar pada periode sama  tahun lalu.
          
Sementara itu aktivitas penjaminan non KUR menyumbang laba sebelum pajak sebesar Rp 41 miliar, atau menunjukkan kenaikan signifikan sebesar 226 persen dari capaian Rp 18 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
          
Ia juga menyatakan, proyeksi laba sebelum pajak perusahaannya pada 2011 dapat  mencapai target yang ditetapkan, yaitu sebesar Rp 102 miliar. Untuk 2012 perusahaannya menargetkan pertumbuhan laba sebelum pajak sebesar 121 persen, menjadi sebesar Rp 225 miliar.
          
Menurut dia, kenaikan signifikan laba itu ditopang Non Performing Guarantee (NPG) dari bank pelaksana KUR yang menurun, titik kulminasi klaim KUR telah terlampaui pada 2010, dan peningkatan kontribusi Hasil Investasi Dana Penyertaan Modal Negara (PMN).
          
Kuntarto juga mengemukakan, kualitas analisis KUR dari bank pelaksana terus  membaik, sehingga menyebabkan NPL bank pelaksana penyaluran KUR rendah. Ketika NPL rendah, maka klaim KUR juga rendah. Faktor ini menjadi penentu peningkatan kinerja hasil usaha Askrindo, selain pembenahan-pembenahan internal perusahaan.

Aspek lain, dari sisi kesehatan perusahaan berdasarkan Risk Base Capital (RBC), Askrindo masuk dalam kategori sehat dengan rasio tingkat solvabilitas sebesar 807 persen per 30 September 2011 dan diproyeksikan pada 2011 sebesar 1.233 persen serta target 2012 sebesar 1.652 persen.
          
Rasio tersebut jauh melampaui ketentuan RBC minimum yang ditetapkan regulator melalui KMK 424/KMK.06/2033 sebesar 120 persen yang dihitung sesuai ketentuan yang berlaku dan didasarkan pada nilai admitted asset.
           
PT Askrindo (Persero) didirikan (saat itu) Departemen Keuangan dan Bank Indonesia pada 6 April 1971 sebagai bagian dari upaya menumbuh-kembangkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
    
Askrindo sebagai BUMN telah dipercaya sebagai perusahaan penjamin Kredit Usaha Rakyat (KUR) oleh pemerintah melalui Inpres Nomor 6/2007 guna percepatan pengembangan dan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi (UMKMK).
          
Selain menjalankan usaha penjaminan KUR sesuai program pemerintah, Askrindo juga menjalankan usaha komersial lain yang telah lebih dahulu berkembang, yakni asuransi kredit, surety bond, kontra bank garansi, customs bond, dan asuransi kredit perdagangan.
          
Jenis jasa yang baru tersebut (KUR) tidak hanya memperbesar akses pengusaha UMKMK terhadap sumber perkreditan, tetapi juga mendukung arus perdagangan di dalam dan luar negeri. "Seluruh usaha itu pada dasarnya memiliki manfaat hampir sama, yaitu memperbesar akses sektor riil UMKMK terhadap sektor finansial," kata Kuntarto. (E-004)

Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011