Surabaya (ANTARA) - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) berharap reog menjadi budaya tingkat dunia yang harus diperjuangkan Indonesia.

"Saya terus mendoakan agar gelar budaya reog dapat terus lestari dan mendunia," ujarnya dalam siaran pers diterima ANTARA di Surabaya, Selasa.

Menurut dia, reog merupakan salah satu warisan budaya asli dari Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, yang saat ini sedang diajukan ke UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda.

Baca juga: Ibas berdoa bersama di Pacitan kenang 1.000 hari wafat Ani Yudhoyono

Ibas datang ke Ponorogo pada akhir pekan lalu untuk melakukan kunjungan sekaligus silaturahim dan berdialog dengan warga Desa Karangpatihan, Kabupaten Ponorogo, yang dipusatkan di Lapangan Krida Baskoro.

Nama lapangan tersebut diambil dari Ibas karena putra bungsu mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu turut membantu pembangunannya.

Sesampainya di lapangan, Ibas yang pada kesempatan tersebut didampingi kakak sekaligus Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono disuguhi tarian 14 dadak merak (reog Ponorogo).

Baca juga: Ibas imbau PTPN V dorong produksi sawit untuk kebutuhan domestik

Warga setempat sengaja menyuguhkan 14 reog sebagai pembuka karena sesuai nomor Partai Demokrat dalam Pemilu Legislatif 2019.

Keduanya menyempatkan diri untuk meninjau pameran usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang diikuti pelaku usaha dari kawasan setempat.

Beberapa UMKM yang ikut antara lain batik ciprat, kerajinan kain perca, ukiran, lukisan kaligrafi, lukisan biasa, dan kerajinan reog.

Baca juga: Ibas harap Andika jadikan TNI lebih profesional dan merakyat

Sementara itu, Kepala Desa Karangpatihan Eko Mulyadi mengucapkan terima kasih karena Ibas dan AHY berkenan hadir di wilayahnya sehingga tidak sedikit warga antusias.

"Ada ribuan masyarakat datang. Imbasnya, kondisi ekonomi di sini terangkat dan para pelaku usaha bisa bangkit lagi," katanya.

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022