Jakarta (ANTARA) - Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas mengajak seluruh anggota Majelis Antar-Parlemen ASEAN (AIPA) bersama memperjuangkan sikap saling memahami, kerja sama, dan hubungan yang dekat antara anggota parlemen.

“Melalui kerja sama yang erat dalam bentuk 'government-to-government' maupun 'people-to-people', kita akan mampu untuk merespons berbagai permasalahan dan tantangan di tingkat regional ASEAN maupun di tingkat global dengan baik,” kata Ibas usai menghadiri pembukaan Sidang Umum AIPA di Jakarta, Senin.

Menurut dia, ada empat isu prioritas utama yang perlu diselesaikan dalam Sidang Umum ke-44 AIPA, pertama, meningkatkan usaha, membuka diskusi dan merumuskan persetujuan untuk mempertahankan stabilitas, keamanan dan perdamaian di tingkat regional ASEAN.

Kedua menurut dia, isu yang harus diselesaikan adalah percepatan transisi ekonomi hijau yang tumbuh dengan pesat sembari menjaga jejak karbon atau "carbon footprint" yang rendah.

"Isu ketiga dalam AIPA adalah pentingnya penguatan keterlibatan kawula muda dalam mendorong pembangunan yang inklusif, mempercepat transformasi ekonomi dan meningkatkan partisipasi demokratis," ujarnya.

Ibas menjelaskan isu keempat adalah pentingnya peningkatan ketahanan ASEAN dalam menghadapi goncangan sosial melalui kepemimpinan dan parlementer yang peka terhadap permasalahan ketimpangan gender.

Terkait stabilitas kawasan, Wakil Ketua Badan Anggaran DPR RI itu menilai stabilitas geopolitik merupakan kunci dari kerja sama regional yang efektif yang perlu menjadi fondasi dalam diplomasi regional dan global.

"Karena itu, negara-negara anggota ASEAN harus bekerja sama, saling bahu-membahu demi mempercepat resolusi berbagai sengketa yang terjadi di kawasan," katanya.

Ketua Desk Kerja sama Regional Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) Putu Supadma Rudana mengatakan bahwa AIPA harus menjadi satu penarik dari berbagai kekuatan global.

Dia menilai AIPA harus mempunyai ASEAN Parlemen untuk memperkuat kepentingan ASEAN secara parlementer agar terciptanya hubungan yang erat dan solid.

"ASEAN yang dulunya tidak dilirik sekarang menjadi daya tarik karena meningkatnya persaingan antara kekuatan besar. Dengan segala kepentingan dan potensinya, mari kita kawal bersama ASEAN 'unity' dan 'centrality'," katanya.

Putu menilai ASEAN memerlukan dukungan dari parlemen negara observer dalam menciptakan Kawasan Asia Tenggara yang damai, stabil, adil dan sejahtera.

Menurut dia, hubungan persahabatan antara ASEAN dan negara observer diharapkan dapat membuka kesempatan untuk memperluas kerja sama untuk memajukan solidaritas, saling pengertian, dan kerja sama antarnegara anggota.

Selain itu dia menilai, diperlukan kerja sama untuk melakukan penukaran dan penyebaran informasi serta koordinasi, interaksi, dan konsultasi dalam rangka memberikan kontribusi parlemen terhadap integrasi ASEAN.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo membuka Sidang AIPA ke-44 yang digelar di Hotel Fairmont Senayan, Jakarta Pusat pada Senin (7/8).

Ketua DPR RI Puan Maharani juga meresmikan pembukaan Sidang Umum ke-44 AIPA bersama Sekretaris Jenderal AIPA Siti Rozaimeriyanty Dato Haji Abdul Rahman. Jokowi bersama Puan dan Siti menekan tombol tanda dibukanya Sidang Umum ke-44 AIPA.

Sidang AIPA ke-44 itu mengusung tema "Responsive Parliaments for a Stable and Prosperous ASEAN" atau Parlemen yang responsif untuk ASEAN yang stabil dan sejahtera.
Baca juga: Jokowi: Perlu dukungan parlemen ASEAN wujudkan Asia Tenggara sejahtera
Baca juga: Jokowi: Soliditas ASEAN penting agar bisa berperan sentral dan relevan
Baca juga: Puan Ajak 9 Ketua Delegasi AIPA Komitmen Jaga Stabilitas di Kawasan dan Kesejahteraan Masyarakat ASEAN
Baca juga: Pimpinan DPR beri saran untuk stabilitas-kesejahteraan kawasan ASEAN
Baca juga: AIPA ke-44 Bentuk Komitmen Parlemen ASEAN Ciptakan Perdamaian dan Kesejahteraan Kawasan

Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023