Kupang, NTT (ANTARA News) - Ribuan umat kristiani di ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur secara  "khusuk"  mengikuti perayaan misa di sekitar 116 gereja yang tersebar di Kota Kupang yang digelar sejak misa pertama hingga ketiga.

RD Dr Octo Naif, Pr, yang memimpin misa kedua di Gereja Sta Maria Assumtia Wali Kota Kupang, Minggu, mengatakan, nilai permanen dari perayaan Natal atau Kelahiran Yesus Kristus yang dirayakan setiap tahun harus dimaknai sebagai tindakan Allah untuk menyelamatkan alam semesta termasuk manusia yang mengimaniNya.

Selain sebagai tindakan penyelamatan manusia dari salah dan dosa, Natal juga harus dimaknai sebagai kesempatan bagi setiap keluarga-keluarga kristen untuk meneladani keluarga Nazareth yang dilambangkan dengan "kandang" tempat Yesus dilahirkan di dalam palungan yang hanya dibungkus dengan kain lampin.

Menurut dosen Fakultas Filsafat Universitas Katolik Widya Mandira itu, kandang, palungan dan lampin harus dilihat sebagai simbol kesederhanaan, kelemahlembutan, serta persahabatan yang ditunjukkan keluarga Nazareth kepada manusia dan keluarga bahwa cara hidup seperti itu yang perlu diteladani.

"Dalam praktek di lapangan Yesus memang menghendaki setiap orang harus hidup sederhana dan memberi kepada orang lain dari kekurangannya, terbuka menerima kekurangan dan kelebihan orang lain, bersahabat tanpa pandang suku, agama dan keturunan," katanya.

Dan karena itu katanya, Yesus yang lahir 2000 tahun lalu memang datang untuk mereka yang polos, jujur tanpa merekayasa dirinya dan cara pandangnya dengan kecanggihan teknologi, lembut dalam tutur kata dan sederhana dalam berpenampilan dan sikap-sikap positif lainnya.

Sebelumnya sejak pagi sekitar pukul 06.00 WITA ribuan umat Katolik dari Kota Kupang dan sekitarnya mulai berdatangan untuk mengikuti misa Natal gelombang pertama di gereja-gerjea yang ada.

Sebelum memasuki gereja Mereka harus melewati pemeriksaan ekstra ketat dari pihak kepolisian yang menggunakan alat detektor metal.

Pelaksanaan misa tersebut berlangsung hikmat dan berjalan dengan aman di bawah pengawasan ratusan petugas pengamanan dari pihak gereja dan kepolisian.

Para petugas ditempatkan di beberapa titik pengamanan di sekitar gereja, tidak hanya petugas kepolisian bersenjata lengkap yang dikerahkan untuk mengamankan pelaksanaan misa namun para personel berpakaian preman ikut membaur dengan umat yang akan menjalankan prosesi perayaan hari Natal itu.

Misa Natal di gereja itu dilaksanakan sebanyak empat kali, sehingga terjadi penumpukan umat yang menunggu giliran untuk mengikuti misa pada gelombang kedua, ketiga dan keempat pada sore harinya. (ANT)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011