... Gereja ini merupakan salah satu dari 53 gereja yang diserahkan Belanda ke pemerintah RI saat itu...
Jakarta (ANTARA News) - GPIB Paulus DKI Jakarta atau yang dikenal dengan sebutan Gereja Ayam di Jalan Taman Sunda Kelapa Nomor 12, Jakarta Pusat, merupakan benda cagar budaya peninggalan Belanda yang tetap di jaga kelestariannya.

Ciri khas dari gereja ini jika dilihat sepintas bangunannya memiliki banyak pilar dan pada bagian ujung menaranya terpasang jam dan patung ayam. Bangunannya didominasi oleh cat berwarna putih dengan atap atau menara berbentuk piramida memanjang khas peninggalan kolonial Belanda.

Bertempat di lokasi strategis Jantung ibukota, gereja ayam ini tepat berada di seberang Masjid Sunda Kelapa dan juga berhadapan langsung dengan kediaman duta besar Amerika Serikat, gedung Bappenas dan Taman Surapati yang kerap menjadi tempat favorit warga Jakarta untuk berkumpul.

"Gereja ini merupakan salah satu dari 53 gereja yang diserahkan Belanda ke pemerintah RI saat itu," kata John L Puisan, Ketua Lima PHMJ Pelaksana Harian Majelis Jemaat, kepada ANTARANews, di sela-sela pelaksanaan ibadah Natal 2011 di gereja itu.

Puisan mengungkapkan bahwasannya patung ayam di puncak atap gereja itu merupakan simbolpengakuan Rasul Petrus. Itulah yang direpresentasikan dengan sosok ayam dan memberikan hari baru serta penghapusan dosa, selain itu simbol Ayam itu juga merupakan ciri dari gereja Lutheran.

Yang unik dari gereja ayam adalah keberadaan organ pipa yang besar dan masih aktif peninggalan Belanda.

"Gereja kami ini adalah satelit bagi orang-orang Belanda dari Gereja Immanuel, dan juga karena dulu di Menteng banyak orang Belanda. Organ pipa cuma ada dua yang masih aktif, yaitu di Gereja Immanuel dan di sini." ungkapnya

"Gereja Ini sama dengan katedral statusnya yaitu benda cagar budaya." ujarnya.

Gereja yang telah berusia 75 tahun itu berdiri pada 6 Juni 1936 dan dibangun pada lahan seluas 2.000 meter persegi.Di Jakarta ada empat gereja dengan simbol ayam yang paling besar, yaitu Gereja Sion, Gereja Koinonia, Gereja Paulus, dan Gereja Immanuel yang semuanya merupakan benda cagar budaya.

"Di Gambir masih ada gereja yang berbahasa Belanda." ungkapnya

Selain untuk tempat ibadat, gereja itu juga sering dikunjungi oleh wisatawan mancanegara, baik yang melakukan doa ataupun hanya sekedar berkunjung melihat-lihat dan mengangumi bangunan itu.

Diungkapkan Puisan, GPIB Paulus juga merepresentasikan kerukunan dan harmonisasi antar umat beragama seperti pada perayaan Natal seperti ini banyak pula umat agama lain yang membantu kelancaran dan pengamanan Natal itu sendiri.

"Kaum wanita gereja kami sering bekerja sama bakti sosial dengan kaum wanita dari Masjid Sunda Kelapa." katanya.

Ia mengatakan bahwa pihaknya bersyukur hal itu memberikan pesan kebersamaan dan bukti bahwa kita bangsa Indonesia saling mendukung.

Selain itu, jika hari perayaan umat Islam tiba seperti Idul Fitri tiba, pihakGereja Ayam juga kerap memberikan lahannya untuk dijadikan lahan parkir dan begitu juga sebaliknya.

Pada perayaan Natal 2011 ini gereja ayam dihadiri jemaatnya hingga mencapai 1.000 orang, dan untuk tema Natal kali ini mengangkat tema Manusia baru yang terus menerus diperbaharui.

"Karena kami sinode atau sidang jemaat, dengan Natal kami memperingati bayi Yesus dan terus menerus diperingati," katanya.

Yang unik adalah program pelayanan yang dilakukan GPIB Paulus ke rumah tahanan yang ada di Jakarta.

"Kami punya program di LP Cipinang dan mereka ibadah cukup kerap. Sementara di Pondok Bambu tadinya tidak ada pelayanan tapi kini kami beribadah dua kali sebulan." ungkapnya. (ANT)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011