... pemerintah sangat sadar bahwa situs kebudayaan akan tetap dipertahankan dan tidak akan merusaknya meski untuk kepentingan pembangunan...
Mamuju, Sulawesi Barat (ANTARA News) - Pembangunan PLTA Karama tidak akan merusak peninggalan nenek moyang masyarakat di Kecamatan Bonehau, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, berupa situs kebudayaan yakni kuburan.

"Tidak akan ada dampak pengrusakan situs kebudayaan berupa kuburan di Kecamatan Bonehau dengan dibangunnya PLTA Karama,"kata Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi Sulbar, Abdul Rasyid di Mamuju, Senin.

Ia mengatakan, Pemprov Sulbar yang berencana akan membangun PLTA Karama di Kecamatan Bonehau dengan bekerjasama investor China melalui perusahaan Gezhouba Group International Engineering Co LTD (CGGC), sudah berkomitmen tidak akan menimbulkan dampak sosial budaya ketika akan membangun PLTA Karama tersebut.

"Pasti ada solusi bijak yang akan dilakukan pemerintah di Sulbar, tanpa merusak situs kebudayaan berupa kuburan ketika akan membangun PLTA Karama, sehingga kekhawatiran masyarakat mengenai akan adanya kerusakan sosial budaya tidak perlu ada,"katanya.

Menurut dia, terdapat kuburan peninggalan nenek moyang masyarakat di kecamatan Bonehau dengan luas sekitar satu hektare yang terdapat diareal lokasi yang akan dijadikan tempat pembangunan PLTA Karama.

"Tetapi pemerintah sangat sadar bahwa situs kebudayaan akan tetap dipertahankan dan tidak akan merusaknya meski untuk kepentingan pembangunan, sehingga akan dicarikan solusi bijak agar kekayaan budaya Provinsi Sulbar itu tidak akan terkena dampak pembangunan PLTA Karama,"katanya.

Gubernur Provinsi Sulawesi Barat, Anwar Adnan Saleh, sebelumnya juga menyampaikan, rencana PLTA Karama yang akan menelan anggaran Rp13 triliun, tidak akan pernah mengorbankan masyarakat yang ada di Kecamatan Bonehau

"Pelaksanaan pembangunan PLTA Karama yang akan dibangun dengan kekuatan 300 megawatt, pasti ada solusi yang baik sepanjang kita mengajak masyarakat untuk berdialog. Kita harus membangun komunikasi yang baik bagi masyarakat setempat guna melahirkan solusi yang bijak," katanya. (KR-MFH)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2012