Cilegon (ANTARA News) - PT Kimia Farma Tbk berencana menyuntik modal tambahan kepada anak usaha PT Kimia Farma Apotek dalam rangka meningkatkan kemampuan layanan fasilitas kesehatan kepada masyarakat.

"Tambahan modal dipergunakan untuk meningkatkan kualitas apotek yang sudah ada dan membangun apotek dan sejumlah klinik baru di seluruh Indonesia," kata Dirut PT Kimia Farma Tbk M Syamsul Arifin kepada pers seusai meresmikan penggunaan "One Stop Healthcare Solution (OSHcS) dan peluncuran Member Card Customer Loyalty KF" di Cilegon, Propinsi Banten, Minggu.

Syamsul Arifin mengatakan, One Stop Healthcare Solution (OSHcS) merupakan satu layanan yang diperkenalkan oleh PT Kimia Farma Apotek kepada masyarakat dalam bentuk pelayanan kesehatan terpadu, yakni konsep layanan yang lebih berorientasi kepada pasien (patient oriented) dengan memberikan jasa kefarmasian dan solusi jasa kesehatan terkait.

"Kita tidak hanya ingin sekedar menjual obat-obatan kepada masyarakat, tetapi juga memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap mulai dari dokter umum, dokter spesialis, laboratorium klinik, dan kebutuhan layanan kesehatan lainnya. Semuanya cukup di satu tempat," kata Syamsul.

Menurut dia, pengembangan layanan kesehatan terpadu di Cilegon merupakan prototipe yang akan dikembangkan di banyak kota sebagai bagian dari upaya perseroan memberikan layanan kesehatan terbaik bagi masyarakat.

Dalam membangun layanan kesehatan terpadu, PT Kimia Farma Tbk menjalin kerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang membantu dalam penyediaan tenaga dokter.

 PT Kimia Farma Tbk juga menjalin kerja sama dengan PT Telkom Tbk untuk menyedia jaringan.

Nantinya, masyarakat yang memiliki kartu anggota PT Kimia Farma bisa dapat pelayanan kesehatan di seluruh outlet Kimia Farma Apotek yang tersebesar di Indonesia.

Melalui kartu anggota, pelanggan Apotek Kimia Farma akan mendapatkan point reward, dpotongan harga dan fasilitas-fasilitas lain dari pihak-pihak yang bekerjasama dengan Kimia Farma baik dibidang kesehatan maupun bukan kesehatan

Di tempat yang sama, Direktur PT Kimia Farma Apotek, Imam Fathorrahman menambahkan bahwa prototipe layanan kesehatan terpadu yang dibangun di Cilegon akan dibangun di beberapa kota besar lainnya.

Beberapa kota siap dikembangkan, diantaranya, Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, Medan, Malang, Bogor, Makasar, Cirebon dan banyak kota-kota besar lainnya.

"Tahun ini, kita akan bangun sebanyak 20 layanan kesehatan terpadu di beberapa kota besar lainnya," kata Imam.

Menurut dia, selain membangun 20 layanan kesehatan terpadu, manajemen Kimia Farma Apotek juga akan menambah 50 unit apotek baru dari 406 apotek yang telah ada serta membangun klinik-klinik baru di sejumlah kota.

Sementara terkait dengan rencana ekspansi pengembangan apotek ke Malaysia, Imam mengatakan saat ini prosesnya hampir rampung. Untuk tahap awal, pihaknya akan membangun tiga unit apotek dengan menggandeng mitra kerja di sana.

"Mudah-mudahan Juli 2012, apotek di Malaysia sudah bisa operasional," kata Imam.

Khusus untuk investasi layanan kesehatan terpadu, Imam mengatakan bahwa investasi yang dibutuhkan tidak terlalu besar karena memanfaatkan properti yang telah dimiliki KFA.

"Kita kan hanya mengembangkan apotek yang sudah ada. Mungkin satu unit layanan kesehatan terpadu hanya butuh tambahan investasi sekitar Rp 300-400 juta," tambah dia.

Imam mengatakan dengan tambahan investasi yang dilakukan PT Kimia Farma sebagai induk usaha, akan meningkatkan pendapatan maupun laba bersih yang dihimpun KFA.

"Untuk semester I 2012, mungkin belum. Pengaruh ke pendapatan mulai di semester II 2012," kata dia.

Sepanjang 2012, KFA mentargetkan pendapatan sebesar Rp2 triliun dengan perolehan laba bersih sebesar Rp 50 miliar, naik dibanding perkiraan realisasi pendapatan sebesar Rp 1,7 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 30 miliar tahun 2011.

Naiknya pendapatan di Kimia Farma Apotek, akan mendorong kinerja di induk usaha. Tahun 2012, PT Kimia Farma Tbk berharap bisa membukukan pendapatan sekitar Rp 4 triliun dengan laba bersih di kisaran Rp220 miliar.

Saat ditanya realisasi pendapatan 2011, Syamsul mengatakan perseroan mentargetkan pendapatan Rp 3,3 triliun dengan laba bersih Rp 165 miliar.

"Saat ini masih dalam tahapan proses audit. Tapi, kita optimis realisasi pendapatan dan laba bersih tahun 2011 jauh di atas yang ditargetkan," katanya.

(ANTARA)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012