Pelaku usaha perlu melakukan pengawasan dan menciptakan sistem yang mencegah adanya peredaran narkotika.
Denpasar (ANTARA) - Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Bali saat acara sosialisasi P4GN meminta pelaku industri hiburan, pariwisata, dan pihak swasta lainnya turut aktif mencegah peredaran narkotika di Pulau Dewata.

Kepala BNN Bali Brigjen Pol. I Gde Sugianyar Dwi Putra menjelaskan bahwa pelaku usaha perlu melakukan pengawasan dan menciptakan sistem yang mencegah adanya peredaran narkotika di tempat usahanya.

"Saya dari awal meyakinkan kepada mereka lebih baik melakukan upaya yang sifatnya preventif, sosialisasi, dan sistem yang dibuat sedemikian rupa agar tidak mendukung peredaran narkoba," kata Sugianyar usai menutup acara sosialisasi P4GN.

Ia mengatakan bahwa industri hiburan dan pariwisata merupakan sektor yang rentan menjadi tempat transaksi narkotika.

Oleh karena itu, BNN Bali menggelar lokakarya Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) yang melibatkan, antara lain, pihak swasta yaitu pelaku usaha hiburan, pariwisata, serta jasa pengiriman.

Bagaimanapun, kata Sugianyar, juga pariwisata di Bali berkaitan dengan salah satunya tempat hiburan. Dengan jaringan yang ada, penggunaan narkoba (di Bali sebagian besar) secara spesifik jenis ganja karena itu disukai wisatawan dari luar negeri, terutama mereka yang habis berselancar, surfing, mereka butuh rileks sehingga menggunakan narkotika jenis ganja.

Baca juga: BNN tahan PNS dan kepala lingkungan dari "apotek" sabu-sabu Singaraja

Baca juga: BNN dan Bea Cukai ungkap peredaran ganja jaringan Medan dan Denpasar


Dalam lokakarya itu, peserta yang terdiri atas lebih dari 20 orang mendengar paparan dari sejumlah narasumber mengenai situasi peredaran narkotika di Bali dan berbagai upaya pencegahan.

Kepala Subbagian Pembinaan Operasional (Kasubag Binopsnal) Direktorat Reserse Narkoba Polda Bali AKP I Wayan Slamet menyampaikan paparan mengenai tren pengungkapan kasus dari 2021–2022, modus operandi peredaran narkotika, sampai profil tersangka.

Dalam lokakarya itu, dia juga menunjukkan sejumlah daerah di Bali yang rentan jadi lokasi peredaran narkotika.

Sementara itu, Kepala Bidang Ekonomi, Sosial, Budaya, dan Ormas Pemerintah Provinsi Bali Gusti Nyoman Ramiasih menjelaskan berbagai program pemerintah provinsi dalam mendukung pencegahan peredaran narkotika, di antaranya tes urine berkala serta sosialisasi di kalangan pegawai dan kelompok masyarakat.

Pembicara lainnya, Direktur UPTD Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali dr. I Dewa Gede Basudewa menjelaskan berbagai program rehabilitasi untuk pecandu narkotika.

Menurut dia, penyalahgunaan narkotika tidak berdiri sendiri, tetapi didukung oleh lingkungan.

Oleh karena itu, dia berharap lokakarya itu jadi ajang memperkuat komitmen seluruh pihak, terutama para pelaku usaha untuk terlibat sebagai sukarelawan antinarkoba.

Ketika membuka acara tersebut, Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNN Bali AKBP I Ketut Suandika menegaskan bahwa pencegahan narkotika bukan hanya tugas BNN dan aparat keamanan, melainkan tanggung jawab seluruh pihak, termasuk para pelaku usaha.

Ia pun berharap kegiatan itu jadi momentum untuk memperkuat komitmen seluruh pihak aktif mencegah peredaran narkotika.

Baca juga: BNN Bali ungkap peredaran 1 kg sabu jaringan Surabaya-Bali

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2022