Lebak (ANTARA News) - Hutan kritis di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, hingga kini mencapai 11.443 hektare, sehingga perlu terus dilakukan gerakan rehabilitasi penghijauan dengan berbagai program kegiatan menanam.

"Kami terus melaksanakan gerakan rehabilitasi penghijauan di lokasi hutan-hutan kritis guna mencegah bencana alam, seperti banjir, longsor dan kekeringan," kata Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lebak H Sopyan di Rangkasbitung, Jumat.

Menurut dia, pemerintah daerah mendorong masyarakat agar gemar menanam untuk melestarikan hutan dan lahan.

Gemar menanam, kata dia, manfaatnya cukup besar bagi kelangsungan hidup manusia, juga dapat mengantisipasi pemanasan global.

Selain itu juga dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat.

"Setiap hari ribuan kubik kayu-kayuan, jenis sengon, jabon dan pulai di pasok ke luar daerah untuk dijadikan bahan material bangunan dan perabotan rumah tangga," katanya.

Ia mengatakan, lahan kritis di Kabupaten Lebak tahun ke tahun berkurang karena dilakukan gerakan rehabilitasi penghijauan yang dilaksanakan pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat secara swadaya.

Sebagian besar hutan yang rusak itu milik masyarakat karena penebangan dengan penanaman tidak sebanding.

Selain itu kerusakan hutan akibat tingkat kesadaran masyarakat terhadap pelestarian lingkungan alam masih rendah.

"Kami minta warga ke depan melakukan penanaman pohon untuk pelestarian lingkungan dan kesejahteraan," ujarnya.

Asep mengimbau masyarakat apabila melakukan penebangan pohon diharapkan segera menanam kembali untuk mencegah kerusakan hutan dan lahan tersebut.

Kebanyakan masyarakat setelah menebang pohon miliknya dibiarkan begitu saja dan tanpa dilakukan penghijauan sehingga lahan menjadi kritis.

Dia menjelaskan, jumlah hutan gundul di Kabupaten Lebak 2012 tercatat 11.443 hektare dari sebelumnya 16.000 hektare.

Berkurangnya lahan kritis itu karena adanya gerakan penanaman dan penghijauan.

Pemerintah daerah tahun 2011 ini menyediakan bibit jenis kayu-kayuan dan tanaman serbaguna melalui persemaian kebun bibit rakyat (KRB) yang dibiayai (APBN) sebanyak 1,7 juta bibit.

Dari 1,7 juta bibit tanaman tersebut dari 27 persemaian KBR dan akan dibagikan kepada masyarakat.

Penghijauan tersebut juga dilakukan di daerah-daerah tangkapan air dan bantaran sungai yang kondisi nya sudah kritis.

Bahkan, gerakan penghijauan itu masyarakat menanam aneka jenis pohon sebanyak 1,2 juta atau sama dengan jumlah penduduk Kabupaten Lebak.

"Saya yakin ke depan Lebak menjadi daerah hijau juga terjaga kelestarian hutan dan alamnya," katanya.

Sementara itu, Isman, seorang warga Kecamatan Bojongmanik mengaku, dirinya merasa terbantu dengan adanya bantuan bibit tanaman sengon hasil persemaian yang dikembangkan petani.

"Kami telah menanam pohon sengon sebanyak 500 batang di lahan milik sendiri," katanya.

(KR-MSR/R010)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012