Pekanbaru (ANTARA News) - Satelit "National Oceanic and Atmospheric Administration" 18 mendeteksi kemunculan 35 titik api atau hotspot di Sumatera, dan 18 titik di antaranya terdapat di Provinsi Riau.

Analis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru Warih Budi Lestari di Pekanbaru, Senin, mengatakan, sebanyak 35 titik api tersebut juga tersebar di sejumlah wilayah provinsi lain seperti Sumatera Selatan 10 titik, Jambi (3), Aceh (2k) dan Sumatera Barat serta Bengkulu masing-masing satu titik api.

Sebaran titik api di Riau, katanya, terfokus pada Riau bagian selatan atau pesisir, yang meliputi Kabupaten Pelalawan ada sebanyak sepuluh titik serta Kabupaten Kampar, Bengkalis dan Indragiri Hilir masing-masingnya terdapat dua `hotspot`.

"Kemudian, ada juga di Kota Dumai dan Kabupaten Kuantansingingi yang masing-masing sebanyak satu titik api," katanya.

Menurut Warih, jumlah tersebut juga cenderung meningkat dibandingkan jumlah titik api di hari sebelumnya (Ahad 15/1), di mana untuk Sumaetra masih terdapat kurang dari 30 titik api, dan Riau sendiri hanya terdeteksi sekitar 17 titik.

Kata dia, meningkatnya jumlah titik api di daratan Pulau Sumatera disebabkan curah hujan yang minim sehingga menahan kondisi kering di berbagai wilayah di Sumatera termasuk Riau.

"Ya.. sudah dua hari ini kondisi cuaca cenderung kering. Hal ini sebaiknya diwaspadai oleh masyarakat dengan berjaga-jaga di kawasan lahan yang mudah terbakar," katanya.

Selain itu, pembukaan lahan sebaiknya tidak dilakukan dengan cara membakar semak-semak, merugikan diri sendiri dan orang lain, demikian Warih Budi lestari.

(KR-FZR/N002)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012