Jakarta (ANTARA News) - Pengurus Besar Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PB PTMSI) diharapkan dapat memiliki standar organisasi yang lebih baik guna menunjang kualitas atlet nasional.

"Standar organisasi sangat dibutuhkan oleh PTMSI, karena itu yang menjadi tolok ukur apakah kemampuan atlet kita sudah bagus atau masih kurang. PTMSI selama ini tidak memiliki itu," kata mantan atlet tenis meja nasional Adi Pranajaya dalam diskusi "Tenis Meja Indonesia, Sekarang dan Masa Datang" di Jakarta, Rabu malam.

Menurut dia, standar organisasi yang dimaksud melingkupi sumber daya manusia, termasuk pengurus, pelatih, dan atlet, serta sejumlah program pembinaan dan kejuaraan.

"Tidak pernah ada sosialisasi dari pengurus besar mengenai bagaimana program pembinaan dan pelatihan itu seharusnya," katanya.

Sementara itu, mantan atlet tenis meja Anton Suseno mengatakan bahwa tenis meja nasional saat ini sangat minim kompetisi.

Selain itu, menurut Anton, tidak adanya program jangka panjang yang jelas juga membuat prestasi atlet tenis meja Indonesia merosot tajam.

"Pada dasarnya, semua atlet berprestasi itu tidak datang dengan sendirinya. Dengan didikan pelatih yang handal dan pembinaan oleh pengurus yang handal, maka terciptalah atlet yang berprestasi," kata mantan atlet Olimpiade tersebut.

Pelatih tim nasional tenis meja, Ismu Harinto, juga mengharapkan adanya perbaikan di tubuh PTMSI. Ismu mengatakan bahwa pengurus besar yang saat ini menjabat tidak peduli dengan keadaan para atlet.

Dia mengatakan bahwa pengurus kurang memperhatikan prestasi yang telah dicapai oleh sejumlah atlet. Hal tersebut mengakibatkan pengiriman atlet ke sejumlah kejuaraan menjadi tidak selektif.

"Pengurus bahkan tidak mengetahui siapa saja atlet yang pernah juara tingkat nasional. Jadi ketika ada kejuaraan tingkat internasional, mereka hanya asal `comot` saja," kata Ismu.

Prestasi tenis meja Indonesia memang mengalami kemerosotan yang cukup memprihatinkan. Pada ajang SEA Games ke-26 di Indonesia, November 2011, Indonesia hanya mampu meraih tiga medali perunggu. Prestasi itu merosot dibandingkan pada SEA Games ke-25 di Laos, Desember 2009, yang meraih satu medali perak. (F013/I015)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2012