Jakarta (ANTARA) - Lembaga nonprofit bidang pendidikan Nuffic Neso menjajaki kerja sama perguruan tinggi keagamaan di Indonesia dan Belanda.

“Kerja sama pendidikan keagamaan antara Indonesia dan Belanda ini sejalan dengan apa yang dulu dicita-citakan tokoh Nahdlatul Ulama yang juga merupakan Presiden keempat Republik Indonesia KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dalam rangka menyiapkan sumber daya manusia yang bisa terus merawat dan meruwat nilai-nilai agama yang berlandaskan ilmu pengetahuan yang komprehensif,” ujar Direktur Nuffic Neso, Peter van Tuijl, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin.

Dia menambahkan bahwa penting untuk mewujudkan sinergi berkelanjutan bagi perguruan tinggi keagamaan dari Indonesia dan Belanda.

Baca juga: Indonesia dan Belanda jalin kerja sama pencegahan terorisme

Sebelumnya, Nuffic Neso Indonesia bekerja sama dengan PCINU Belanda dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Belanda menggelar sesi Expert Meeting bertajuk “The Internationalization of Islamic Higher Education in Indonesia and the Netherlands’”.

Program itu bertujuan untuk mengeksplorasi perbedaan dan persamaan sistem dan kebijakan yang diterapkan di universitas keagamaan di Indonesia dan Belanda, serta mendiskusikan titik temu dan peluang kerja sama antarperguruan tinggi di masa depan.

“Program ini harus dapat ditindaklanjuti oleh perguruan tinggi, dan tentunya juga harus melibatkan pemerintah agar manfaat kolaborasi pendidikan bisa tersebar lebih masif dan merata,” kata dia.

Baca juga: Wapres buka Konferensi Internasional PCINU Belanda

Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Belanda Din Wahid mengatakan sejumlah kolaborasi pendidikan dan riset yang telah dilakukan antara pemerintah Indonesia dan Belanda, seperti WINNER (Week of Indonesia – Netherlands Education and Research), IISMA (Indonesian International Student Mobility Program) dan program lainya.

“Program WINNER sudah kita laksanakan dalam dua episode, yaitu di tahun 2020 dan 2021, dan saya juga mengajak bapak-ibu untuk terlibat dan berpartisipasi dalam rangkaian WINNER episode tiga yang akan dilaksanakan pada bulan Oktober tahun ini.” kata Din.

Din juga berharap agar kelak program IISMA juga bisa disetting secara khusus bagi mahasiswa dan sivitas akademika di perguruan tinggi keagamaan Islam di Indonesia, dan menjadikan Belanda sebagai destinasi belajarnya.

Baca juga: RI harapkan kerja sama Belanda kembangkan kota tangguh bencana

Pertemuan itu menghasilkan sejumlah rekomendasi yakni perlunya program penguatan bahasa asing (Inggris) secara intensif bagi mahasiswa dan dosen di perguruan tinggi keagamaan Islam di Indonesia, perlu adanya penyesuaian sistem kredit (SKS) yang memungkinkan mahasiswa melakukan pertukaran, dan memperbanyak kuota beasiswa studi/riset bagi mahasiswa dan dosen di perguruan tinggi keagamaan di Indonesia dan Belanda.

Pewarta: Indriani
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022