Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Idris Ahmad meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta segera mengambil langkah yang diperlukan untuk mencegah lonjakan kasus COVID-19 mengingat saat ini Jakarta sedang dalam masa pemulihan ekonomi.

Apalagi, kata politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu, sekarang sudah muncul subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang penularannya cepat di Indonesia.
 
"Kita sudah pernah menghadapi beberapa masa lonjakan kasus, saya harap geraknya lebih cepat. Apalagi sekarang ada subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang penularannya cepat," kata Idris di Jakarta, Senin.

Dia menyatakan,  Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta harus siaga melakukan penegakan disiplin protokol kesehatan. Jangan sampai pemulihan ekonomi kembali terhambat karena kurang antisipasi.

"Kasihan nanti resto, warung, UMKM harus mengurangi kapasitas atau malah harus tutup," katanya.

Baca juga: Capaian vaksinasi "booster" di DKI tertinggi se-Indonesia
 
Menurut Idris, per hari Minggu (12/6) DKI Jakarta tercatat sebagai provinsi tertinggi yang menyumbangkan kasus positif COVID-19 harian dengan total 322 kasus dari keseluruhan Indonesia 551 kasus di Indonesia.
 
Idris meminta Pemprov DKI tidak tutup mata terhadap kemungkinan ada lonjakan kasus COVID-19 ke depannya karena saat ini kegiatan sudah berjalan seperti keadaan normal.
 
"Jangan sampai karena sekarang seakan-akan semuanya sudah normal, jadi tidak ada persiapan dari pemprov," katanya.

Singapura, misalnya, sudah memprediksi bahwa akibat dari subvarian Omicron tersebut, akan ada gelombang lonjakan di Singapura pada Juli atau Agustus 2022.
 
Menurut Idris, salah satu antisipasi yang bisa dilakukan adalah dengan memperbanyak lagi sentra vaksinasi penguat (booster) yang angka capaiannya belum optimal.

Baca juga: Pemprov DKI gandeng TNI-Polri kejar vaksinasi "booster"
 
Per Senin (13/6), penerima vaksinasi 'booster' di Jakarta berjumlah total 3.9 juta. Padahal, penerima vaksinasi dosis I dan dosis II yang ber-KTP Jakarta berjumlah 8.8 juta dan 7.9 juta.

Artinya, belum sampai 50 persen. "Saya mendorong pemprov kembali memasifkan sentra-sentra vaksinasi di semua wilayah untuk melindungi warga Jakarta," ujar Idris.
 
Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril mengungkapkan, sudah ada empat kasus terjangkit subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Bali.
 
Ada tiga kasus Omicron BA.5 di Indonesia yang merupakan pria Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) yang merupakan delegasi pertemuan "The Global Platform Disaster Risk Reduction" di Bali pada 23-28 Mei 2022.
 
Tiga WNA itu tidak punya gejala COVID-19. Sedangkan untuk satu orang lainnya terinfeksi Omicron BA.4 dan merupakan warga negara Indonesia (WNI).

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022