Washington (ANTARA News) - Presiden Barack Obama Selasa menjanjikan insentif pemerintah baru untuk mendorong energi bersih, memperingatkan bahwa Amerika Serikat berisiko ditinggalkan dalam industri baru tersebut oleh China dan Jerman.

Namun mengiyakan realitas politik, Obama mengakui dalam pidato kenegaraan tahunannya bahwa Kongres yang amat terpecah tidak akan menyetujui perundang-undangan komprehensif untuk memerangi perubahan iklim, lapor AFP.

Obama mendesak Kongres malahan supaya membarui kredit pajak untuk mendukung energi bersih dan mengulangi seruan agar mengakhiri subsidi untuk perusahaan minyak, yang katanya sudah menguntungkan.

Obama, yang pemerintahannya telah memperluas area yang berpotensi bagi penggunaan teknologi matahari, angin dan hijau lainnya, menetapkan sasaran untuk mengaliri tiga juta rumah dengan energi terbarukan di lahan publik.

"Perbedaan dalam ruangan ini mungkin terlalu dalam sekarang untuk meloloskan sebuah rencana komprehensif guna memerangi perubahan iklim. Namun tidak ada alasan mengapa Kongres tidak setidaknya menetapkan standar energi bersih yang menciptakan pasar untuk inovasi," kata Obama, sesuai komentar yang dipersiapkannya.

"Saya tidak akan menyerahkan industri angin atau matahari atau baterai kepada China atau Jerman karena kami menolak untuk membuat komitmen yang sama disini. Kami telah menyubsidi perusahaan-perusahaan minyak selama ratusan tahun. Itu sudah cukup lama," kata Obama.

Undang undang yang didukung Obama untuk memerangi perubahan iklim rontok di Senat AS pada 2010 di tengah oposisi setia dari rival Partai Republik, yang banyak anggotanya mempertanyakan pandangan para ilmuwan bahwa emisi karbon berada di belakang kenaikan suhu.

Kaum Republikan telah menekan Obama menyangkut pinjaman pemerintah senilai 535 juta dolar kepada Solyndra, sebuah perusahaan panel matahari yang bangkrut, dan penolakan pemerintahnya terhadap proyek saluran pipa Keystone XL dari Kanada yang kontroversial. (K004)

Penerjemah: Kunto Wibisono
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2012