Solo (ANTARA News) - Ketidakhadiran presiden pada sidang paripurna interpelasi kasus busung lapar dan polio kemarin, tidak serta merta mengindikasikan ketidakseriusannya dalam mengatasi masalah tersebut. Ketua MPR, Hidayat Noor Wahid, di Solo, Rabu, mengatakan, berdasarkan aturan formalnya, Presiden boleh mewakilkan kehadiranya dalam Sidang Interpelasi tersebut kepada para menterinya. Namun, lanjut dia, alangkah baiknya jika Presiden sendiri yang datang, karena hal itu akan meningkatkan kredibilitas presiden. "Kedatangan presiden juga akan meningkatkan pemahaman publik mengenai komitmen Pemerintah untuk memberantas polio, flu burung, busung lapar dan segala macam permasalan rakyat," tuturnya. Sementara itu, menanggapi matinya mikrofon pada saat sidang paripurna tersebut, dia mengatakan, semestinya kejadian tersebut tidak terjadi dalam proses sidang sepenting itu. "Orang akan bertanya-tanya, bagaimana profesionalitas DPR, hingga terjadi mikrofon sampai mati," ujarnya. Menurut dia, kejadian matinya mikrofon pada sidang paripurna tersebut, jangan dipersepsikan bahwa pemerintah seolah-olah tidak siap berdialog dan diproteksi dengan mikrofon yang dimatikan. Dia menyayangkan peristiwa yang terjadi dalam sidang kemarin, karena seharusnya kesempatan tersebut dijadikan bagi semua pihak untuk kembali menghadirkan kepercayaan publik pada DPR, pemerintah dan mekanisme demokarasi. Menurut dia, banyaknya anggota DPR yang kecewa dengan persidangan tersebut adalah hal yang wajar. Dengan sidang paripurna tersebut, kata dia, mengindikasikan bahwa demokrasi kita ini berjalan dengan sangat baik, yang dapat dilihat dari digunakannya hak interpelasi oleh DPR dan pemerintah menanggapinya. Dia berharap, dengan sudah berjalannya demokrasi dengan baik, harus ditindak lanjuti dengan cara-cara elegan, dan bukan dengan cara yang membuat orang semakin bertanya-tanya. "Baik pemerintah maupun DPR, keduanya perlu saling menjaga, supaya kemudian rakyat tahu persis, bahwa wakil rakyat dan pimpinan eksekutif mereka memang sungguh-sungguh terhormat dan sedang berpikir untuk kepentingan yang seluas-luasnya," jelasnya. Dia menjelaskan, jangan sampai penanganan polio, flu burung, busung lapar dan sebagainya, menjadi teralihkan, karena adanya kejadian mikrofon yang mati, ketidakhadiran Presiden serta surat mosi tidak percaya pada Ketua DPR," katanya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006