Jakarta (ANTARA News) - Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Departemen Kesehatan sedang melakukan uji coba penyembuhan gizi buruk atau busung lapar pada balita dengan metode rawat jalan supaya ke depan tidak semua penyembuhan kasus kekurangan gizi kronis harus dilakukan di rumah sakit. "Kita sedang menjalankan uji coba untuk mengupayakan penyembuhan gizi buruk dengan rawat jalan," kata Kepala Puslitbang Gizi dan Makanan Balitbangkes Sunarno dalam pertemuan dengan pers di Jakarta, Kamis. Sunarno menjelaskan hal itu dilakukan untuk mengatasi kendala yang selama ini dihadapi dalam upaya penyembuhan pasien dengan gizi buruk yakni keterbatasan waktu, biaya dan tenaga dari keluarga pasien penderita gizi buruk. Penyembuhan gizi buruk dengan rawat jalan dilakukan dengan intervensi pemberian makanan tambahan dan pengawasan medis secara reguler. Ia mengatakan pengawasan medis dilakukan secara rutin oleh petugas dengan mendatangi rumah pasien atau pasien sendiri yang datang ke sarana layanan kesehatan untuk memeriksakan diri. Menurut dia Balitbangkes menerapkan dua paket penyembuhan gizi buruk dengan rawat jalan paket 6 bulan (12 kali kunjungan) untuk pasien gizi buruk tanpa gejala klinis dan paket 12 bulan (24 kali kunjungan) untuk pasien gizi buruk dengan gejala klinis. "Waktunya lebih lama karena kadang pasien gizi buruk disertai dengan kelainan kongenital seperti jantung bawaan, cerebral palsy dan syndrom down," katanya. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa hingga saat ini pola penyembuhan pasien gizi buruk dengan rawat jalan belum menampakkan hasil maksimal. "Dari semua pasien yang dirawat hanya 50 persen yang melanjutkan perawatan dan dari 50 persen pasien yang melanjutkan perawatan 70 persen diantaranya telah sembuh," katanya. Tahun 2004 diperkirakan terdapat 5 juta balita yang menderita gizi kurang di mana 1,4 juta diantaranya menderita gizi buruk sedangkan pada 2005, jumlah penderita gizi kurang menurun menjadi 4,6 juta balita dengan jumlah penderita gizi buruk sebanyak 1,2 juta balita. Sementara pada 2006, hingga 10 Maret 2006 jumlah kasus gizi buruk dan gizi kurang yang dilaporkan dari 24 provinsi di Tanah Air masing-masing sebanyak 6.847 dan 27.455. Dari jumlah tersebut 39 pasien diantaranya meninggal dunia.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006