Sanaa (ANTARA News) - Pesawat tak berawak Amerika Serikat menyerang konvoi para pemimpin penting sayap Al Qaida di Provinsi Abyan, di bagian selatan Yaman, Senin malam, menewaskan puluhan orang, kata pejabat keamanan lokal dan sumber dekat kelompok itu kepada Xinhua.

"Tiga pesawat tempur tak berawak Amerika Serikat menyerang empat kendaraan yang membawa pemimpin-pemimpin penting Al Qaida di Semenanjung Arab (AQAP) di kota timur Abyan, Lodar, pada Senin malam," kata dua pejabat keamanan provinsi yang tak bersedia disebut namanya.

Satu sumber yang dekat dengan AQAP mengatakan melalui telepon bahwa "serangan udara AS itu ditargetkan kepada konvoi di daerah Khadeer Om di bagian timur Lodar dan membunuh Komandan Militer Al Qaida Abdulmalik al-Dahyani."

"Setidaknya tiga pemimpin AQAP lainnya dan sampai 15 pejuang Al Qaida pengawal konvoi juga tewas di tempat," kata sumber yang juga tak bersedia disebut jati dirinya, dan menambahkan bahwa "para pemimpin Al Qaida menghadiri pertemuan tingkat tinggi pada hari sebelumnya."

Sementara itu di Aden sejumlah orang bersenjata menyerang kantor komisi pemilihan umum di satu provinsi di Yaman selatan, kata seorang pejabat setempat.

Pejabat itu mengatakan kepada Reuters, orang-orang yang bersenjata senapan mesin dan granat roket itu melukai dua prajurit yang menjaga kantor di daerah Dalea dan kemudian melarikan diri.

Ribuan orang melakukan protes untuk menentang pemilu pada Jumat, beberapa dari mereka membakar kertas suara pemilu dan mengibarkan bendera eks-Yaman Selatan.

"Penduduk di wilayah selatan menolak sepenuhnya pemilu," kata pemimpin separatis Nasser al-Khubbagi kepada Reuters, Jumat.

"Penyelenggaraan pemilu sama dengan mengukuhkan pendudukan (oleh utara) dan meresmikannya," katanya.

Para pemimpin separatis telah berjanji, penentangan terhadap pemilu akan berlangsung tanpa kekerasan di wilayah selatan.

Sementara itu kelompok gerilya utara yang dikenal sebagai Houthi juga telah menyatakan akan memboikot pemilu yang akan berlangsung pada 21 Februari.

Yaman dilanda pergolakan yang menewaskan ratusan orang sejak demonstran menuntut pengunduran diri Presiden Ali Abdullah Saleh pada akhir Januari, demikian Xinhua melaporkan.

(H-AK/M016)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012