Makassar (ANTARA News) - Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, PT International Nickel Indonesia Tbk (Inco) menjanjikan investasi tambahan sebesar Rp2 triliun.

"Kita berharap mereka mampu memperluas dari apa yang ada sekarang. Inco jangan cuma seperti sekarang dan mereka janjikan investasi tambahan hingga Rp2 triliun untuk pabrikasi-nya. Kalau sekarang saja sudah besar berarti dia harus membangun pabrik-nya lima kali lebih besar," jelasnya usai melakukan pertemuan dengan Kepala Bagian Perdagangan Kedutaan Besar Kanada Robert Dale bersama beberapa delegasi bisnis Kanada di rumah jabatan Gubernur di Makassar, Kamis.

Menurut Gubernur, pada pertemuan kemarin (1/2) Kanada adalah salah satu negara yang paling banyak melakukan kerja sama dengan Indonesia dimana Inco menjadi salah satu perusahaan yang ada di dalamnya.

Investasi perusahaan tambang nikel yang beroperasi di Sorowako Kabupaten Luwu Timur itu, menurutnya, terus mengalami perkembangan di Sulsel. "Kepentingan yang saya lakukan adalah tidak boleh ada PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dan mereka patuh dengan itu. Kemudian tetap menggunakan unsur-unsur lokal. Mereka bisa patuhi itu, saya `oke` dan mereka senang dengan itu," jelasnya.

Ia juga berharap, perusahaan yang 58,73 persen sahamnya kini dimiliki Vale Canada Limited tersebut bekerjasama dengan mitra lokal dan nasional.

"Satu-satunya yang saya butuh lapangan kerja untuk rakyat. Mengutamakan ahli-ahli lokal dan nasional. Jika tidak dia harus transfer teknologinya dan mereka tidak berkeberatan. Selama ini, kalau mereka sudah menyusun dan saya sudah sampaikan syarat-syarat itu, hampir tidak ada penolakan. Sebenarnya, ini tinggal komunikasi," jelasnya.

Terkait pengelolaan Coorporate Social Responsibility (CSR), Gubernur mengatakan, bentuk program tanggung jawab terhadap masyarakat tersebut harus terlihat dan dirasakan masyarakat. Diantaranya puskesmas, rumah sakit dan sarana publik lainnya.

Gubernur menilai, perusahaan-perusahaan asal Kanada mampu bersikap bijak dan cepat melakukan penyesuaian dengan kebijakan-kebijakan di Indonesia. "Yang ingin dilihat negara-negara mapan bahwa kita berada di jalur yang benar atau tidak. Mereka tidak akan macam-macam kalau kita juga tidak macam-macam, saya garansi," jelasnya.

Presdir Inco, Nicolaas D Kanter mengatakan, pihaknya berencana melakukan pertemuan lanjutan dengan Pemerintah Provinsi Sulsel terkait komitmen dan rencana bisnis perusahaan.

Terutama terkait penambahan investasi dua miliar dolar Amerika Serikat untuk peningkatan produksi nikel dari 73.000 metrik ton menjadi 120.000 metrik ton per tahun hingga lima atau enam tahun ke depan. Selama 43 tahun beroperasi di Sulsel, Inco sudah melakukan investasi 2,5 miliar dolar AS dan praduksi nikel saat ini 73.000 metrik ton/tahun.

Meski demikian, ia belum dapat menjelaskan detil dari penambahan investasi yang sebelumnya juga pernah diungkapkan CEO Vale Global Murilo Ferreira pada pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Karebbe di Sorowako pada Oktober 2011. Namun, ia memastikan, penambahan investasi ini akan diikuti dengan pertambahan areal.

"Kita harus memperoleh persetujuan dulu, ini yang belum. Kita juga harus memberikan rencana jangka panjang kita ke ESDM (Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral)," katanya.

Selain rencana bisnis, investasi dan agenda pertumbuhan, komitmen lain yang akan ditindaklanjuti adalah kerja sama dengan investor lokal.

Kepala Bagian Perdagangan Kedutaan Besar Kanada Robert Dale mengatakan, perusahaan tambang tersebut mempunyai rencana yang cukup agresif dengan rencana peningkatan produksi dan kapasitas pengolahan. Hal ini, diyakini akan meningkatkan peran serta perusahaan dari kedua negara. (RY/F003)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2012