Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Kemitraan Bagi Pembaruan Tata Pemerintahan atau KEMITRAAN Laode M. Syarif mengharapkan agar pemerintah terus mendukung upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan dengan pendekatan klaster yang memerlukan kolaborasi pemangku kepentingan terutama di tingkat tapak.

"Kami merekomendasikan bahwa pemerintah pusat diharapkan memberikan dukungan melalui kebijakan dan program dalam mengoperasikan sistem klaster pencegahan ini dan penanggulangan karhulta secara terpadu dan multi pihak," tutur Laode dalam diskusi dengan media di Jakarta, Senin.

Pendekatan klaster sendiri merupakan kegiatan pencegahan kebakaran hutan yang bersifat kolaboratif dan mendorong keterlibatan semua pihak, seperti pemerintah daerah, Manggala Agni, TNI, Kepolisian, swasta dan masyarakat yang masing-masing memiliki sumber daya yang berbeda.

Dia juga mengharapkan adanya aturan atau regulasi yang memungkinkan adanya penyediaan dana pencegahan kebakaran hutan dan lahan yang signifikan untuk pemerintah kabupaten/kota dan desa. Menurutnya, alokasi dana yang ada saat ini mayoritas ditujukan untuk upaya pemadaman, bukannya pencegahan.

Rekomendasi itu muncul setelah pihaknya memfasilitasi penguatan berbagai pihak dalam pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan khususnya di lahan gambut melalui Strengthening Indonesian Capacity for Anticipatory Peat Fire Management (SIAP-IFM) di tiga lokasi pilot yaitu di Kabupaten Ogan Komering Ilir di Sumatera Selatan, Kabupaten Pelalawan di Riau dan Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah.

Dia menuturkan bahwa ketiga wilayah itu mengharapkan hal yang sama terkait adanya dana yang dialokasikan untuk kegiatan pencegahan.

"Jadi bukan hanya ketika sudah terbakar," tuturnya.

Rekomendasi berikutnya adalah dibutuhkan penguatan elemen masyarakat di tingkat tapak untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan melalui dukungan daya operasional dan sistem pembiayaan yang berkelanjutan.

Diperlukan juga, katanya, peningkatan signifikan program dan anggaran untuk kegiatan pencegahan seperti kegiatan pembuatan sumur bor dan pembasahan lahan gambut.

Pentingnya pencegahan itu juga ditegaskan oleh Sekda Kabupaten Ogan Komering Ilir H. Husin yang menjadi salah satu narasumber dalam diskusi itu.

Menurut dia, kolaborasi para pihak sangat dibutuhkan dalam upaya pencegahan agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan.

"Pengalaman kebakaran besar di kabupaten OKI pada tahun 2015 mengajarkan kami untuk mengutamakan pencegahan daripada pemadaman api. Kami percaya gotong royong dengan berbagai pihak dapat efektif mencegah karhutla," jelas Husin.

Baca juga: KEMITRAAN dorong penerapan pendekatan klaster dalam mencegah karhutla
 

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Arief Mujayatno
Copyright © ANTARA 2022