Makassar (ANTARA News) - Virus flu burung (AI-Avian Influenza) hingga saat ini tercatat sudah menular di 161 kabupaten dan kota di 26 provinsi dengan tingkat kematian unggas yang cukup tinggi. Wabah virus ini telah menimpa sekitar 2 juta rumah tangga pemelihara unggas dan mengakibatkan 2,5 juta orang kehilangan pekerjaan, kata staf Ahli Menteri Pertanian, Dr Ir Delima Hasri Azahari di Makassar, Selasa. Dihadapan peserta dialog publik penanganan wabah flu burung di Makassar, Delina, mengatakan, jumlah daerah tertular tertinggi di Jawa Tengah mencapai 28 kabupaten, disusul Jawa Timur sebanyak 25 kabupaten, Jawa Barat (14), Sulsel (13), Sumut (11), Lampung (9) dan Bali (8). Langkah yang telah diambil dalam penanganan virus AI adalah melakukan vaksinasi sejak 2004 yang menghabiskan sebanyak 132 juta dosis vaksin, kemudian pada 2005 sebanyak 143.4 juta dosis dan pada 2006 direncanakan sebanyak 120 juta dosis vaksin. Pelaksanaan vaksin flu burung bagi usaha peternakan rakyat tersebut telah berhasil menekan kesakitan maupun kematian unggas ketitik yang paling rendah dan mengalami penurunan setiap tahun yakni dari 4,8 juta ekor pada periode Januari-Februari 2004 menjadi 1,1 juta ekor pada periode Maret-Desember tahun yang sama. Kemudian pada Januari-Juli 2005 turun menjadi 800.000 ekor dan Agustus-Desember 2005 kematian unggas hanya 300.000 ekor dan pada Januari 2006 hanya 100.000 ekor. Menurut Delima, akibat dari virus flu burung yang merugikan petani ternak, pemerintah mencanangkan program depopulasi dan pemberian kompensasi dengan cara pemusnahan unggas secara terbatas pada daerah tertular AI. Unggas yang di depopulasi mendapat kompensasi melalui dana APBN, yakni pada 2004 sebanak 7,1 juta ekor dengan nilai bantuan Rp11,7 miliar dan pada 2005 sebanak 300.000 ekor dengan dana Rp4,2 miliar sedangkan pada 2006 disiapkan dana Rp30 miliar. Alokasi dana program penanggulangan wabah flu burung 2006 tersebut, terdiri atas dana tanggap darurat Rp108,4 miliar, dana reguler Rp10 miliar, dana untuk provinsi Rp30,5 miliar dan Unit pelaksana teknik (UPT) Rp46,1 miliar. Tingkat populasi unggas nasional saat ini terdiri atas ayam ras pedaging 864.246.000 ekor, ayam ras petelur 98.491.000 ekor, ayam buras 286.690.000 ekor dan itik 34.275.000 ekor. Produksi daging unggas pada 2005 mencapai1,2 juta ton dan produksi telur 1,1 juta ton. Sementara aset industri perunggasan mencapai Rp60 triliun, sedangkan kontribusi daging unggas dalam tiga tahun terakhir mencapai 60,17 persen dari total produksi daging nasional.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006