Jakarta (ANTARA) - Begitu pengap Ibu Kota Jakarta membuat masyarakat sangat membutuhkan ruang terbuka yang hijau, segar, dan asri untuk proses detoksifikasi fisik, pikiran, serta mental mereka dari riuhnya aktivitas sehari-hari.

Hutan kota bisa menjadi salah satu alternatif untuk sekedar menyegarkan pikiran, salah satu destinasi yang bisa dikunjungi, yakni Hutan Kota Srengseng.

Baca juga: Pemkot Jakbar fokus kelola sampah Hutan Kota Srengseng jelang Adipura 

Saat memasuki pintu masuk selamat datang Hutan Kota Srengseng pengunjung akan langsung disambut dengan suasana yang asri nan sejuk, dengan banyaknya pepohonan hijau membuat mata kita tercuci segar. Semilir angin membuat hiruk piruk dan kebisingan perkotaan langsung terhempas mengikuti arah angin.

Hutan Kota Srengseng yang terletak di kawasan Kembangan, Jakarta Barat merupakan salah satu hutan kota terbesar di Jakarta.

Hutan ini menyimpan sejumlah area wisata yang menjadi daya tarik pengunjung, salah satunya adalah madu trigona.

Seruput madu

Madu trigona atau yang biasa dikenal madu klanceng bagi masyarakat Jawa Tengah dan Jawa Timur. Madu ini dihasilkan oleh lebah Trigona sp yang merupakan lebah tanpa sengat memiliki rasa manis yang pas, tidak semanis sirup dengan sedikit campuran rasa asam.

Madu ini memiliki rasa yang khas dan saat menyeruput madu semilir tercium aroma bunga yang menyegarkan. Madu ini memiliki warna bening dan ada juga yang kuning pekat. Madu trigona memiliki tekstur kental. Setelah minum madu ini membuat tubuh terasa hangat.
Seorang pemandu membuka sarang madu trigona di Hutan Kota Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat, Rabu (13/7/2022). Hutan Kota Srengseng yang terletak di kawasan Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat merupakan salah satu hutan kota terbesar di Jakarta. (ANTARA/Ulfa Jainita)

Madu trigona dihasilkan oleh lebah kecil, ramping dan hitam. Lebah trigona sp adalah spesies primitif dengan menghasilkan madu dalam jumlah sedikit sesuai ukuran lebah yang mungil tersebut.

Madu Trigona yang sempat ramai menjadi perbincangan masyarakat di hutan ini merupakan hasil swadaya masyarakat sekitar yang tergabung dalam kelompok hutan tani.

Proses menjadi madu yang didapatkan dari sebuah kotak dibuat seperti rumah pada umumya, namun berbentuk kecil dan di situlah tempat madu dihasilkan. Sarang yang menghasilkan madu berbentuk seperti propolis. Pengunjung dapat menyeruput madu dengan mencoblos di sarang tersebut.

Keanekaragaman hayati

Di kawasan hutan kota ini terdapat beberapa spesies tumbuhan dari berbagai tipe yang berbeda-beda, mulai dari yang besar hingga yang kecil. Terdapat lebih dari 70 jenis tumbuhan dengan total pohon sebanyak 6.700 spesies tumbuhan.

Dominan dari semua tipe tumbuhan tersebut diantaranya pohon yang berukuran besar serta tinggi, salah satunya pohon merbau dan pohon karet merah atau karet kebo. Salah satu fungsi dari pohon karet kebo berguna untuk meredam kebisingan.

Selain itu juga terdapat tumbuhan pendek yaitu pohon greenberry, pohon tanjung, dan pohon bonsai buni. Hutan ini juga memiliki tumbuhan bunga seperti xanthostemon, batavia daun lebar, tongkeng malaysia, tongkeng jawa, air mata pengantin, dan dombeya merupakan jenis tumbuhan berbunga, dan termasuk jenis pohon.

Fungsi utama dibentuknya hutan kota sebagai daerah resapan air serta terminal air limpasan Kali Pesanggrahan Jakbar. Selain itu fungsi hutan ini dapat menyaring udara yaitu oksigen serta dapat mengurangi kebisingan.

Hutan ini banyak dikunjungi saat hari libur sekitar 100-200 pengunjung per hari. Kegiatan pada Sabtu, Minggu, dan hari libur banyak yang berkunjung untuk melakukan olahraga atau jalan santai bahkan senam karena hutan ini memiliki jogging track dengan mengelilingi pinggiran danau Hutan Kota Srengseng dengan pohon yang rindang nan sejuk.

Selain untuk olahraga tempat ini juga memiliki ruang bermain untuk anak-anak yang terletak di bawah pohon rindang sehingga angin sepoi-sepoi menemaninya.

Hutan ini juga dapat memberikan edukasi untuk anak-anak sekolah. Mengajarkan anak untuk go green, memberi informasi bahwa bentuk wujud aslinya pohon seperti ini dan banyak hal yang didapat dari hutan.

Baca juga: Selama kemarau, Hutan Kota Srengseng andalkan waduk untuk pengairan
Pengunjung melakukan scan untuk mengetahui jenis pohon di Hutan Kota Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat, Rabu (13/7/2022). Hutan Kota Srengseng yang terletak di kawasan Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat merupakan salah satu hutan kota terbesar di Jakarta. (ANTARA/Ulfa Jainita)

Pengelola menyiapkan barcode di setiap jenis pohon, lalu pengunjung bisa langsung scan dan mendapatkan semua informasi tentang jenis pohon tersebut. Bahkan di hutan kota ini memiliki danau yang biasa dimanfaatkan pengunjung untuk memancing.

"Lumayan dapet ikan, terus gratis juga mancing di sini," tutur pengunjung Andi saat ditemui langsung.

Andi bercerita dalam mengisi waktu luang dan menyalurkan hobi memancing di hutan ini merupakan jawabannya. Ikan yang didapat juga berbagai macam ada ikan mujair, ikan mas, ikan lele, ikan gabus dan sebagainya. Memancing di tempat ini juga tidak kepanasan karena ditutupi pohon-pohon jadi hawanya adem, sunyi dan senyap.
Pengunjung memancing di danau Hutan Kota Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat, Rabu (13/7/2022). Hutan Kota Srengseng yang terletak di kawasan Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat merupakan salah satu hutan kota terbesar di Jakarta. (ANTARA/Ulfa Jainita)

Sejarah singkat

Hutan konservasi ini mulai dibangun pada tahun 1995 dengan luas saat ini 10,15 hektar (ha). Kerapatan pohon pada 386 pohon per ha. Hutan ini mampu melakukan penyerapan karbon sebesar 313,3 ton CO² per tahun atau setara dengan penyerapan emisi CO² dari 1.339 mobil per kilometer (km).

Hutan ini juga dapat memproduksi oksigen dengan jumlah 227,8 ton/tahun atau setara oksigen yang disimpan dalam 5.695 tabung oksigen per tahun. Banyaknya air limpasan permukaan yang dapat dikurangi sekitar 2.775,9 meter³ per tahun atau setara dengan air terserap seukuran 2.776 tangki per tahun. Area hutan ini sebelum tahun 1995 merupakan tempat penampungan sampah air.

"Masyarakat sekitar membuang sampah ke sini, akhirnya menumpuk kaya gunung," kata petugas keamanan sekaligus pemandu wisata Rojak, Jakarta.

Rojak menjelaskan akibat penumpukan sampah membuat daerah ini banjir sehingga banyak rumah yang tergenang.

Pada tahun 2010, masyarakat mengeluhkan adanya hutan di tengah perkotaan tetapi tidak dapat dinikmati. Akhirnya, terbentuk Hutan Kota Srengseng, dibuka untuk umum dan hutan ini dapat digunakan sebagai rekreasi dan edukasi. Dulunya tempat penimbunan sampah kini menjadi hijau dan rimbun ditutupi berbagai jenis pohon.

Menikmati semua hal yang ada di hutan ini, masyarakat hanya membayar tiket masuk yang dikenakan sebesar Rp2.000. Dengan tarif yang dibayarkan, pengunjung mendapat kesejukan, suasana asri, dan menikmati seluruh fasilitas yang ada di hutan kota ini. Diharapkan dengan keberadaan hutan kota dan ruang terbuka hijau lainnya bisa melancarkan proses detoksifikasi dalam tubuh masyarakat.

Baca juga: Kisah Rojak, si penjaga Hutan Kota Srengseng

Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2022