Upaya mewujudkan tujuan pemberdayaan wilayah pertahanan laut dalam perspektif kepentingan masyarakat.
Jakarta (ANTARA) - TNI AL mendukung pembangunan sistem edukasi kebencanaan berkelanjutan di setiap daerah rawan bencana alam, sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo dalam Rakornas Penanggulangan Bencana Tahun 2022, dengan menggelar program Pelatihan Penanggulangan Bencana (Latgulben).

Menurut Kepala Dinas Potensi Maritim TNI AL (Kadispotmaral) Laksamana Pertama TNI Suradi Agung Slamet, sebagaimana dikutip dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis, Latgulben merupakan program rutin yang dilaksanakan oleh TNI AL melalui Dispotmaral yang diagendakan pada setiap tahun dan selalu diprioritaskan digelar di daerah-daerah rawan bencana.

Laksamana Pertama TNI Suradi Agung Slamet menjelaskan bahwa kegiatan itu bertujuan untuk menyadarkan masyarakat akan peningkatan kemampuan diri sendiri, kesiapsiagaan, kewaspadaan, sikap tanggap segera menyiapkan alat peralatan, juga menyelamatkan diri dari risiko ganasnya ancaman bencana serta menghadapi terjadinya bencana alam berupa gempa bumi dan tsunami di daerah pesisir.

Pada saat ini, TNI AL memandang pemahaman masyarakat tentang pengetahuan tentang ancaman bahaya bencana masih rendah dan sikap sadar bencana belum menjadi perilaku sehari-hari masyarakat.

Dengan demikian, hal tersebut menjadi perhatian khusus TNI AL sebagai upaya mewujudkan tujuan pemberdayaan wilayah pertahanan laut (dawilhanla) dalam perspektif kepentingan masyarakat.

Suradi Agung Slamet berharap program Latgulben ini dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai langkah-langkah pertama yang harus mereka lakukan saat terjadi bencana. Dengan adanya langkah antisipasi siaga bencana ini, ke depannya diharapkan jumlah korban jiwa dapat ditekan.

Ia lantas menyebutkan materi dalam pelatihan tersebut yang meliputi sistem peringatan dini gempa bumi dan tsunami, penanganan terhadap korban gempa bumi dan tsunami, sistem komando penanganan darurat bencana, serta mekanisme penanganan kelompok rentan.

Berikutnya, materi mengenai penyandang disabilitas dan pengungsi, penanganan hewan ternak di daerah gempa bumi dan tsunami, manajemen kesiapsiagaan bencana, dan prosedur pelaksanaan evakuasi mandiri dari ancaman risiko.

Sebelumnya, pada tanggal 17—19 Mei 2022 kegiatan itu di dua wilayah rawan bencana, yaitu wilayah Lantamal I/Lanal Simeulue dan Lantamal II/Lanal Nias, Latgulben, kemudian diadakan kembali di wilayah Lantamal XIV Sorong, Papua Barat, pada tanggal 12—14 Juli 2022.

Pelatihan selama 3 hari ini diakhiri dengan simulasi kesiapsiagaan bencana dan evakuasi mandiri oleh masyarakat pesisir terhadap ancaman gempa bumi dan tsunami.

Latgulben juga melibatkan personel TNI, Polri, pemerintah daerah setempat, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Basarnas, serta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Selain itu, ada pula pelajar dan masyarakat maritim.

Penutupan Latgulben melalui rangkaian upacara yang dipimpin langsung oleh Komandan Lantamal XIV Laksamana Pertama TNI Imam Musani.

Baca juga: Presiden tekankan pentingnya edukasi kebencanaan berkelanjutan
Baca juga: KPPPA tekankan pentingnya edukasi kebencanaan bagi anak

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2022