Manila (ANTARA) - Bank sentral Filipina pada Selasa mengesampingkan pergerakan suku bunga kebijakan moneter di luar siklus.

"Satu hal yang bisa saya katakan adalah Anda dapat mengejutkan orang hanya sekali, sehingga tidak akan ada lagi (langkah kebijakan moneter) di luar siklus," kata Gubernur Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP) Felipe Medalla dalam sebuah forum ekonomi.

Mengenai berapa banyak lagi kenaikan suku bunga sebelum akhir tahun, Medalla mengatakan, "itu akan sangat bergantung pada data."

Medalla mengatakan BSP dengan hati-hati menyeimbangkan "kekuatan perubahan yang mengatakan akan ada lebih banyak kenaikan suku bunga, tapi tidak terlalu banyak. Tetapi ada juga kekuatan bahwa selama AS menaikkan suku bunga (itu) sangat sulit bagi ekonomi terbuka kecil untuk tidak merespons setidaknya sebagian."

Dewan Moneter akan bertemu bulan depan. “Dugaan saya, jika Anda bertaruh pada empat angka, nol, 25, 50, 75, Anda bisa mengesampingkan yang terendah dan tertinggi. Datanglah ke pertemuan Agustus ini, kita bisa mengesampingkan nol dan kita bisa mengesampingkan 75," ucap Medali.

"Untuk sisa tahun ini, semuanya tergantung pada apa yang terjadi di luar Filipina," tambahnya, dikutip dari Xinhua.

Pada 14 Juli, Dewan Moneter BSP memutuskan untuk menaikkan suku bunga pada fasilitas pembelian kembali overnight 75 basis poin menjadi 3,25 persen efektif segera untuk mengekang inflasi yang melonjak. Badan pembuat kebijakan BSP juga memutuskan untuk menaikkan suku bunga fasilitas simpanan dan pinjaman overnight masing-masing menjadi 2,75 persen dan 3,75 persen.

BSP menaikkan suku bunga kebijakan tiga kali tahun ini sebesar 25 basis poin, 25 basis poin lagi, dan kemudian mengejutkan 75 basis poin. "Ini kejutan karena tidak ada dalam kalender untuk bertemu, dan 75 dianggap besar," katanya.

Meski demikian, Medalla mengatakan kebijakan moneter BSP tetap mendukung pertumbuhan ekonomi. "Memang suku bunga kebijakan yang dulu di rekor terendah 2,0 persen, sekarang 3,25 persen, jadi secara garis besar kita perkirakan ekonomi bisa menyerap kenaikan suku bunga kebijakan," imbuhnya.

Terlepas dari semua kenaikan suku bunga kebijakan, Medalla mengatakan perkiraan pemerintah sebesar 6,5 persen menjadi 7,5 persen produk domestik bruto (PDB) tahun ini "sangat terjangkau." Dia menambahkan bahwa target perkiraan PDB 6,5 persen hingga 8,0 persen untuk 2023 dan seterusnya "masih cukup dapat dicapai."

Medalla mengatakan pemerintah memproyeksikan inflasi akan tetap tinggi tahun ini, menambahkan bahwa kekuatan inflasi di luar Filipina "terlalu tinggi."

Asumsi tingkat inflasi rata-rata untuk 2022 tetap tinggi dan diproyeksikan berkisar dari 4,5 persen hingga 5,5 persen, menyusul kenaikan harga bahan bakar dan pangan akibat konflik Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung dan rantai pasokan yang terganggu.

Pemerintah menyesuaikan target inflasi menjadi 2,5 persen hingga 4,5 persen untuk 2023 dan 2,0 persen hingga 4,0 persen dari 2024 hingga 2028.

Tim ekonomi mengadakan pengarahan setelah pidato Presiden Filipina Ferdinand Romualdez Marcos pada Senin (25/7/2022) untuk menerapkan "manajemen fiskal yang sehat" dan membangun infrastruktur yang lebih baik, sehingga menjadikan Filipina sebagai tujuan investasi dan segera mengatasi "jaringan parut ekonomi" yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022