Jakarta (ANTARA) - Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Ujang Komarudin menilai permintaan maaf terbuka yang disampaikan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa terkait pidatonya beberapa waktu lalu di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tulus.

"Kita harus apresiasi karena meminta maaf sesungguhnya tidak mudah untuk seorang pemimpin," kata dia melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.

Hal tersebut disampaikan Ujang menanggapi permintaan maaf Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) usai video pidatonya di KPK tersebar luas. Suharso menyampaikan maaf usai menghadiri acara sekolah politik yang digelar bagi kader PPP di Bogor.

Baca juga: KPK beri pembekalan antikorupsi kepada pengurus PPP

Hanya saja, Suharso menyesalkan adanya pihak tertentu yang dengan sengaja mencuplik sepotong dari sambutannya pada acara Politik Identitas Cerdas Berintegritas yang diselenggarakan KPK beberapa waktu lalu. Cuplikan yang sepotong itu kemudian menjadi di luar konteks dan membentuk opini negatif.

Menurut Ujang, yang terjadi pada Ketua Umum PPP tersebut merupakan salah satu konsekuensi dari politik. Namun, seharusnya itu hanya menjadi konsumsi internal, dan tidak tersebar ke publik.

Ia mengatakan sikap yang ditampilkan Suharso memperlihatkan bagian dari tanggung jawab seseorang atas kesalahannya. Mengakui kesalahan kemudian minta maaf merupakan tanda dan sikap pemimpin yang tulus.

Baca juga: Tiga ketua umum parpol KIB sampaikan visi dan misi hadapi Pemilu 2024

"Jika kita perhatikan, caranya terlihat menyesal karena tidak sesuai dengan apa yang menjadi tujuan atau niatnya tidak seperti itu," kata dia.

Bahkan, mimik, bahasa tubuh, dan intonasi kata-kata Suharso dinilainya menunjukkan penyesalan atau ekspresi yang penuh ketulusan dalam menyampaikan permintaan maaf.

Sikap tersebut, katanya, tentu saja menunjukkan adanya integritas seorang pemimpin yang berguna dalam organisasi agar semakin berkembang dan kompetitif sehingga pemimpin yang berjiwa demikian layak menjadi panutan bagi anggota organisasi.

"Ketika seorang pemimpin berani meminta maaf, maka dia akan meningkatkan kepercayaan serta respek orang lain terhadapnya," ujarnya.

Baca juga: PPP gelar Rakornas Majelis Pakar terkait persiapan jelang Pemilu 2024

Selain itu, seorang pemimpin yang mempraktikkan kejujuran akan memberi pedoman yang baik kepada anggota timnya/partainya untuk menciptakan sebuah kultur yang baik.

Menurutnya, permintaan maaf bukan hanya soal kebaikan sosial, namun sesuatu yang dilakukan untuk bersikap sopan, menunjukkan rasa hormat, dan empati kepada orang lain.

"Permintaan maaf punya nilai besar karena ada doa yang disampaikan untuk sama-sama mendapatkan kebaikan," ujar dia.

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022