Jakarta (ANTARA) - PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) menggandeng Universitas Yarsi mengedukasi masyarakat dalam rangka melakukan upaya percepatan penurunan stunting.

"Pada tahun ini 2022, Kalbe kembali menggandeng Universitas Yarsi untuk bekerjasama melawan stunting dalam bentuk edukasi kesehatan, dukungan produk nutrisi untuk perbaikan gizi dan pengurangan prevalensi stunting, juga penelitian dalam pengukuran perbaikan gizi terhadap sasaran yang sudah diterapkan," kata Sustainability Manager PT Kalbe Farma Tbk, Abi Nisaka dalam keterangannya pada Selasa.

Baca juga: Sambut Natal dan Tahun Baru, pengunjung Ancol dapat suntikan vitamin

Baca juga: Kalbe berikan "suntik sehat" serentak di seluruh Indonesia


Program tersebut juga menjadi bentuk CSR (Corporate Social Responsibility) dalam pilar Access to Healthcare PT Kalbe Farma yang akan berlangsung selama dua tahun ke depan.

"PT Kalbe Farma menargetkan program komperhensif ini yang tidak hanya memberikan dukungan produk, namun juga penelitian untuk membandingkan kondisi saat ini dan kondisi di akhir program, mengenai tolak ukur perbaikan gizi," kata Abi.

Sasaran kerja sama stunting dengan Universitas Yarsi membidik suatu daerah di Kresek, Tangerang. Daerah ini sesuai dengan program yang didukung Universitas Yarsi. Juga karena lokasi yang relatif dekat dengan Jakarta maka lebih mudah untuk koordinasi. Selain itu, sudah ada kesiapan infrastruktur, yakni Puskesmas yang bekerja sama hingga kader penyuluhan.

"Juga sudah siap fasilitas edukasi, pengukuran parameter gizi, serta penyaluran produk susu untuk ibu hamil termasuk jalur distribusi dan penyimpanan di sana. Program ini untuk awalnya dilakukan selama enam bulan terhadap 60 ibu hamil. Seiring berjalannya program, tentu ada evaluasinya untuk dilihat perkembangannya," kata Abi.

Stunting adalah kondisi adanya gangguan tumbuh kembang pada anak yang ditandai pada tinggi badan usia lebih dari 2 tahun tidak sesuai dengan yang seharusnya, atau berada di bawah pita hijau pada kurva perbandingan tinggi badan dengan umur, demikian Head of Kalbe Nutritionals Research Center PT Kalbe Farma Tbk, dr. Iwan Surjadi Handoko.

Stunting terjadi karena adanya kekurangan nutrisi yang berulang atau berkepanjangan, sehingga disebut dengan sindrom atau kumpulan gejala, bukan penyakit,” tambahnya.

Penyebab utamanya, kata dr. Iwan, malnutrisi pada bayi bisa terjadi sejak dalam masa kandungan. Dalam hal ini, sang ibu mengalami kekurangan gizi atau asupan nutrisi. Pola makan tidak baik mengakibatkan ibu sering sakit flu, batuk, diare, sehingga penyerapan ibu untuk janin kurang baik.

“Bersama Universitas Yarsi, kita coba untuk melihat apa dampaknya, dari awal sampai setelah enam bulan. Kalau di-review dan makin baik, kita akan implementasikan di tempat lain. Kita mengharapkan, di akhir kita bisa lihat apakah status gizi ibu betul bisa menjadi baik. Juga begitu melahirkan, anak-anaknya dalam kondisi optimal, berat badannya pun ideal," kata dr. Iwan.

Berdasarkan data survei status gizi balita Indonesia (SSGBI), angka stunting di Indonesia sebanyak 27,67 persen pada tahun 2019. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun menargetkan prevalensi stunting di Indonesia berada di bawah 14 persen pada tahun 2024.

Baca juga: Kalbe bantu turunkan "stunting" di Banten

Baca juga: KALBE Nutritionals-Aruna PV-BNI komitmen kurangi karbon

Baca juga: One Onco dan Lovepink beri 1.000 USG payudara gratis

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022