Solo (ANTARA) - Replika payung pola Mangkunegaran tampil pada Festival Payung Indonesia (FESPIN) 2022 yang bertajuk The Kingdom and Umbrella.

"Yang pasti ada 20 motif Pura Mangkunegaran, salah satunya Songsong. Kami buat replikanya dengan ukuran diameter 6 meter, kami buat besar untuk edukasi," kata Direktur Program FESPIN 2022 Heru Mataya di sela membuka festival di Pura Mangkunegaran Solo, Jumat.

Ia mengatakan pada festival payung kali ini para kreator yang terlibat berupaya untuk melestarikan dan mengkreasikan.

Baca juga: Festival Payung Solo libatkan puluhan grup seni dan komunitas kreatif

"Payung menjadi salah satu ikon budaya nusantara. Melalui festival ini kami ingin menegaskan bahwa Indonesia kaya akan budaya," katanya.

Ia mengatakan akan ada 81 grup seni dan komunitas kreatif dari berbagai daerah yang terlibat pada penyelenggaraan FESPIN 2022 selama 2-4 September tersebut.

Sementara itu, perwakilan dari Pura Mangkunegaran GRAj Ancilla Sura Sudjiwo mengatakan relasi antara payung dengan kerajaan sangat kental.

"Payung tidak hanya untuk melindungi diri tetapi juga simbol pelindung. Bahkan ari-ari (bayi lahir) ditanam atau dilabuh akan ada payung kecil," katanya.

Ia mengatakan penyelenggaraan tersebut juga menjadi bukti bahwa seniman lokal memiliki kemampuan yang layak dipamerkan hingga ke mancanegara.

"Semoga para seniman bisa menunjukkan kemampuannya, termasuk mengenali kembali budaya yang ada di masyarakat," katanya.

Baca juga: Teduhkan keberagaman dalam Festival Payung Indonesia 2018

Baca juga: Puluhan siswa disabilitas Solo lukis payung raksasa

Baca juga: Ratusan payung cantik hiasi Pura Mangkunegaran

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022