"Tanpa nutrisi yang baik, bayi dapat mengalami kerusakan serius bahkan permanen pada otak dan tubuhnya yang sedang berkembang, anak yang tidak tumbuh dengan baik dan terlalu pendek untuk usia mereka, itulah yang dikenal sebagai stunting," katanya.
Mamuju (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) mencanangkan program "Masilambi" untuk menurunkan angka penurunan stunting di Provinsi Sulbar.

"Program Masilambi merupakan upaya terobosan yang terstruktur, sistematis dan massif untuk menekan angka stunting di Sulbar," kata Kepala Dinkes Sulbar, Asran Masdi, di Mamuju, Minggu.

Ia mengatakan, program tersebut dilaksanakan melalui pemberdayaan dan kolaborasi berbagai multi sektor di masyarakat yang memiliki potensi peran dalam penurunan dan pencegahan stunting baru.

Menurut dia, program penanganan stunting di Sulbar harus melibatkan semua pihak di masyarakat karena tidak bisa dilaksanakan pemerintah sendiri.

Ia menyampaikan pemerintah di Sulbar terus berupaya menggalakkan sejumlah program kesehatan untuk melakukan intervensi menurunkan angka prevalensi stunting di Sulbar.

Dinkes Sulbar juga melaksanakan pelayanan kesehatan gizi ibu dan anak berkelanjutan melalui penyelamatan 1000 hari pertama kehidupan (HPK) untuk menurunkan angka stunting.

Menurut dia, 1000 HPK adalah fase kehidupan, yang dimulai sejak terbentuknya janin pada saat kehamilan mencapai 270 hari, sampai dengan anak berusia dua tahun atau selama 730 hari.

"Pada periode 1000 HPK, organ-organ vital seperti otak, hati, jantung, ginjal, tulang, tangan atau lengan, kaki dan organ tubuh lainnya mulai terbentuk dan terus berkembang," katanya.

Oleh karena itu, peningkatan pelayanan kesehatan gizi ibu dan anak, melalui penyelamatan 1000 HPK sangat penting dilaksanakan, agar tidak terjadi masalah gizi kronis.

Ia menyampaikan, pemberian nutrisi yang baik sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan buah hati selama 1.000 HPK.

"Tanpa nutrisi yang baik, bayi dapat mengalami kerusakan serius bahkan permanen pada otak dan tubuhnya yang sedang berkembang, anak yang tidak tumbuh dengan baik dan terlalu pendek untuk usia mereka, itulah yang dikenal sebagai stunting," katanya.

Ia mengatakan, stunting di Sulbar yang angkanya masih mencapai 33,8 persen berdasarkan hasil studi status gizi (SDGI).

Menurut dia, kabupaten dengan prevalensi stunting tertinggi di Sulbar adalah Kabupaten Polman mencapai 36 persen kemudian disusul Kabupaten Majene mencapai 35,7 persen

Selain itu, Kabupaten Mamasa 33,7 persen, Kabupaten Mamuju 30,3 persen, Kabupaten Pasangkayu 28,6 persen.

"Daerah dengan prevalensi stunting terendah di Sulbar, adalah Kabupaten Mamuju Tengah 26,3 persen," katanya.

 

Pewarta: M.Faisal Hanapi
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2022