penyakit tropik melingkupi penyakit yang sering ada di daerah tropik
Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Tjandra Toga Aditama terpilih sebagai Chair of Governing Board Meeting SEAMEO TROPMED periode tugas 2022 hingga 2023.

"Board yang saya pimpin ini beranggotakan perwakilan dari seluruh negara anggota yang dinominasikan oleh Kementerian Pendidikan masing-masing negara, dan ditetapkan keanggotannya oleh Presiden dari SEAMEO Council," kata Tjandra Yoga Aditama di Jakarta, Rabu (14/9).

Tjandra yang juga Direktur Pasca-Sarjana Universitas YARSI itu terpilih melalui Pertemuan SEAMEO TROPMED 60th Governing Board Member 13 September 2022.

Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara itu bertugas dan dalam hal kebijakan operasional, perencanaan strategik, evaluasi tahunan dan penilaian dari pelaksanaan program dan anggaran dari SEAMEO TROPMED, dalam area kerjanya di bidang tropical medicine.

"Penyakit tropik melingkupi penyakit yang sering ada di daerah tropik dan subtropik, walaupun sebagian juga ada di bagian dunia yang lain," katanya.

Tjandra mengatakan penyakit yang dicakup memiliki area yang luas, mulai dari yang lebih khas di daerah seperti Malaria, Dengue dan berbagai penyakit terabaikan (neglected tropical disease) seperti Frambusia (patek), Schistosomiasis yang ada di Sulawesi, trakoma dan lainnya.

"Sampai ke berbagai penyakit yang banyak juga di berbagai belahan dunia seperti tuberkulosis, HIV dan lainnya. Serta tentu COVID-19 dan sekarang adanya cacar monyet," katanya.

Baca juga: Ikhtiar mengembangkan sistem deteksi dini penyakit tropis dan wabah
Baca juga: Peneliti 11 negara bahas penyakit tropis

Tjandra bersama tim kerja juga mengurus berbagai masalah kesehatan yang bukan penyakit menular, seperti gigitan ular, kurang gizi dan lainnya.

SEAMEO TROPMED Network adalah forum kerja sama regional yang berdiri sejak 1966. Kegiatan kerja sama yang dikelola adalah di bidang pendidikan, pelatihan dan riset di bidang penyakit tropik dan kesehatan masyarakat, yang bernaung di bawah Southeast Asian Ministers of Education (SEAMEO).

SEAMEO TROPMED saat ini menaungi tiga pusat di Filipina, Malaysia dan Thailand. TROPMED/Filipina berada di bawah College of Public Health Filipina yang bernaung pada “University of the Philippines”, Manila.

TROPMED/ Filipina mempunyai bidang kegiatan kesehatan masyarakat, manajemen rumah sakit, kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja.

Baca juga: UGM kembangkan metode diagnosis penyakit infeksi tropis
Baca juga: Unair-BUMN siap kembangkan "stem cell" dan proteomik

Sementara itu, TROPMED/Malaysia berada di Institute for Medical Research (IMR), suatu badan di bawah National Institute of Health (NIH). TROPMED/Malaysia ini membidangi mikrobiologi, parasitologi dan entonomi.

Berikutnya adalah TROPMED/Thailand, merupakan bagian dari Faculty of Tropical Medicine dari Mahidol University.

Selain tiga pusat tersebut, kata Tjandra, maka di SEAMEO TROPMED juga ada kegiatan publikasi, antara lain menerbitkan The Southeast Asian Journal of Tropical Medicine and Public Health – SEATROPH.

Tjandra berharap agar SEAMEO TROPMED dalam satu tahun ke depan dapat meningkatkan peran maksimalnya dalam pendidikan, pelatihan dan riset penyakit tropik di kawasan Asia Tenggara.

"Pada gilirannya dapat menurunkan beban masalah kesehatan akibat berbagai penyakit tropik di kawasan kita bersama ini," katanya.

Baca juga: Mitra Global Membuat Kemajuan Terhadap Penyakit Tropis yang Terabaikan, Demikian Laporan dan Kartu Catatan Baru

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022