Untuk perpustakaan yang saat ini sudah direvitalisasi ini ada area untuk anak-anak
Jakarta (ANTARA) - Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi DKI Jakarta Wahyu Haryadi mengatakan bahwa saat ini pihaknya terus berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui promosi literasi kepada masyarakat agar memiliki kegemaran membaca.

"Program pemerintah ini, selain pembangunan secara fisik juga ada non-fisik. Artinya, peningkatan kualitas SDM sehingga salah satu upayanya bagaimana meningkatkan literasi dalam hal ini kegemaran membaca," kata Wahyu di Jakarta, Jumat.

Menurut Wahyu, berdasarkan penelitian yang dilakukan bersama para akademisi, saat ini tingkat kegemaran membaca masyarakat DKI Jakarta sudah memiliki skor yang cukup tinggi yakni 72,89 persen. Meski demikian, lanjut dia, angka tersebut tetap harus ditingkatkan.

Baca juga: Pejabat Perpusnas: Indeks pembangunan literasi terus meningkat

"Kita bersama akademisi mengadakan survei beberapa tahun belakangan ini. Dan terakhir tahun 2021, survei dengan indikasi durasi membaca, frekuensi membaca, dan banyaknya koleksi yang dibaca itu mendapat skor tinggi, 72,89 persen. Artinya, masyarakat Jakarta untuk membaca masih bisa dan mungkin untuk terus ditingkatkan," ujarnya.

Untuk meningkatkan literasi masyarakat DKI Jakarta, Wahyu mengatakan pihaknya berupaya mendekatkan bahan bacaan kepada masyarakat melalui perpustakaan yang tersebar di seluruh wilayah DKI Jakarta, termasuk Perpustakaan Jakarta di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, yang baru direvitalisasi. Kemudian taman bacaan masyarakat dan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA).

Wahyu melanjutkan bahwa upaya meningkatkan literasi masyarakat DKI Jakarta tak hanya dilakukan kepada orang dewasa, tapi juga anak-anak. Hal itu terwujud dari adanya area untuk anak-anak yang tersedia di Perpustakaan Jakarta.

"Untuk perpustakaan yang saat ini sudah direvitalisasi ini ada area untuk anak-anak, untuk sarana mereka bermain, bagaimana mereka supaya ada keinginan pergi ke perpustakaan," tutur Wahyu.

"Selain itu juga ada koleksi-koleksi buku untuk usia dari di bawah lima tahun, di atas lima tahun, sampai 12 tahun juga ada," sambungnya.

Baca juga: Metode "read aloud" dapat tingkatkan minat baca anak

Di samping itu, lanjut Wahyu, Pemprov DKI juga mengadakan kegiatan Tantangan Bacaan yang telah dilakukan sejak tahun 2019. Meski sempat terhenti karena pandemi COVID-19, pada tahun 2020 kegiatan tersebut kembali diadakan secara daring.

"Dan alhamdulillah partisipannya tidak hanya dari Jakarta, tapi juga dari luar Jakarta, dan ini terus kita lakukan di tahun 2022 ini per triwulan dan alhamdulillah pesertanya juga banyak," imbuhnya.

Selain itu, Wahyu mengatakan, Pemprov DKI Jakarta juga selalu terbuka dengan kolaborasi bersama para pemangku kepentingan lain yang memiliki kesamaan visi dan misi untuk meningkatkan literasi masyarakat.

"Ke depannya kita bisa kolaborasi dengan sekolah-sekolah, kedutaan-kedutaan. Insya Allah nanti ada negara-negara lain yang berkolaborasi dengan kita. Di samping itu, kolaborasi juga dengan semua komunitas. Kita harapkan nanti Perpustakaan Jakarta bisa jadi tempat sharing dari beberapa komunitas, sehingga ini jadi bukti bahwa Jakarta, City of Collaboration," pungkas Wahyu.

Baca juga: Kiat tumbuhkan minat baca

Baca juga: Psikolog ungkap segudang manfaat psikologis dari keterampilan literasi

Baca juga: Literasi penting untuk pendidikan berkualitas dan kecakapan hidup

Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022