Jakarta (ANTARA) - Dengan melambungnya harga energi, inflasi di Jerman dapat melampaui angka 10 persen tahun ini dengan ekonomi yang terperosok ke dalam resesi, ungkap bank sentral Jerman Bundesbank dalam sebuah laporan pada Senin (19/9).

"Terdapat tanda-tanda yang semakin jelas dari resesi ekonomi Jerman, yaitu penurunan yang jelas, luas, dan berkepanjangan pada output ekonomi," sebut laporan bulanan Bundesbank.

Para peneliti ekonomi di institusi tersebut memperkirakan ekonomi Jerman akan menyusut secara signifikan pada kuartal keempat tahun ini dan kuartal pertama 2023.
 
   (Xinhua)


Tingginya inflasi menjadi penyebab utama kemerosotan ekonomi. Harga energi yang melonjak membebani industri padat energi di negara tersebut, mengikis konsumsi swasta, dan memengaruhi penyedia layanan, urai laporan itu.   Produk Domestik Bruto (PDB) Jerman naik 1,5 persen secara tahunan (year on year) pada kuartal kedua 2022.

Pada Agustus, tingkat inflasi di Jerman kembali naik ke angka 7,9 persen setelah sempat turun selama dua bulan beruntun berkat kebijakan bantuan inflasi yang diterapkan pemerintah federal.

Sejak kebijakan bantuan tersebut berakhir pada akhir Agustus, inflasi diperkirakan akan naik pada September, lanjut Bundesbank, yang menambahkan bahwa tingkat inflasi kemungkinan akan tetap tercatat di angka dua digit selama beberapa bulan ke depan.
 
   (Xinhua)


Produk Domestik Bruto (PDB) Jerman naik 1,5 persen secara tahunan (year on year) pada kuartal kedua 2022.

Untuk menurunkan inflasi di zona euro, European Central Bank (ECB) telah menaikkan suku bunga utamanya sebanyak dua kali tahun ini, dengan kemungkinan adanya kenaikan lebih lanjut.

 

Pewarta: Xinhua
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2022