Ada lonjakan yang luar biasa pada permintaan
Ottawa (ANTARA) - Kematian Ratu Inggris Elizabeth telah mendorong para kolektor untuk bersaing mendapatkan koin dan uang kertas langka bergambar dirinya.

Para pedagang koin mengatakan permintaan uang kertas dan koin langka telah meningkat drastis sejak sang ratu wafat di Skotlandia pada 8 September.

Salah satu yang diburu kolektor adalah uang kertas Kanada pecahan 20 dolar sebelum Perang Dunia Kedua yang menampilkan gambar Elizabeth ketika masih anak-anak.

Selain itu, ada koin 50 sen Australia yang diterbitkan khusus untuk merayakan 70 tahun kekuasaannya (Platinum Jubilee).

Baca juga: Gorbachev, Ratu Elizabeth II, dan kolonisasi

Permintaan berdatangan, baik dari kolektor musiman maupun pemula yang ingin mengenang kematian penguasa Inggris yang memerintah paling lama itu.

Wajah Elizabeth tergambar pada 33 mata uang, paling banyak sedunia, menurut Buku Rekor Dunia Guinness.

"Ada lonjakan yang luar biasa pada permintaan," kata Peter Hutchison, spesialis koin bersejarah di Hattons of London, yang mengaku sedang membalas permintaan dari tempat-tempat yang jauh seperti Australia.

Yang paling banyak dicari adalah koin seri terbatas yang dijual kepada kolektor tangan pertama.

Harganya terus meningkat ketika kolektor koin musiman berusaha melengkapi koleksinya dan bersaing dengan pemula untuk mendapatkannya, kata Hutchinson.

"Saya kira ada peningkatan lebih besar sekarang ketika lebih banyak orang masuk ke pasar dan berusaha mendapatkannya," katanya, seraya menunjuk pada uang kertas Kanada keluaran 1954 yang dijuluki "Devil's Head".

Uang kertas itu bergambar Ratu Elizabeth yang sebagian rambutnya seakan menampilkan wajah iblis yang sedang menyeringai.

"Hanya perlu menarik cukup banyak orang di eBay untuk menaikkan harganya," kata dia.

Di Australia, pakar koin Joel Kandiah mengunggah video di TikTok pekan ini yang mengatakan bahwa nilai koin Purple Coronation (Penobatan Ungu) telah meroket dari 2 dolar menjadi 180 dolar Australia (Rp1,8 juta).

Sean Isaacs, pemilik Alliance Coin & Banknote di Almonte, Ontario, sedang mempersiapkan lelang bulan ini untuk penjualan sejumlah barang langka bertema kerajaan, termasuk uang kertas Kanada nominal 20 dolar keluaran 1935 yang menampilkan Putri Elizabeth saat berusia 8 tahun.

"Ini salah satu dari 10 uang kertas abad ke-20 yang paling banyak diburu, jadi saya tertarik untuk melihat kegairahan terhadap uang-uang itu," kata dia.

Uang-uang kertas yang akan dilelang oleh Isaacs nilainya mulai dari 300 dolar hingga "sekian ribu" dolar Kanada per lembar, tergantung kondisinya.

Selembar uang kertas Prancis yang langka dan tanpa cacat bisa terjual 18.000 dolar sampai 22.000 dolar Kanada (sekitar Rp247 juta), kata dia.

Minat terhadap malam lelang itu tinggi, kata Isaacs. Dalam sebuah lelang daring, uang kertas 20 dolar bergambar Elizabeth terbitan 1935 sedang dilelang pada harga 2.100 dolar Kanada dan akan ditutup 10 hari lagi.

Isaacs memperkirakan adanya minat yang sangat besar terhadap koin apa pun terkait sang ratu. Dia juga mengaku bersemangat untuk melihat koin pertama bergambar Raja Charles.

"Akan ada momen penting lain untuk mengoleksi," katanya.

Namun, masih perlu waktu cukup lama sebelum koin dan uang kertas bergambar Raja Charles sampai ke tangan masyarakat, khususnya di luar Inggris.

Semua bank sentral di Kanada, Australia dan Selandia Baru mengatakan uang kertas bergambar Ratu Elizabeth masih akan berlaku bertahun-tahun ke depan.

Percetakan uang Kanada mengatakan pihaknya akan terus membuat koin bertahun 2022 untuk memenuhi kebutuhan publik.

Koin baru di Australia pada saatnya akan menampilkan Raja Charles, meskipun tidak dalam waktu dekat, menurut Royal Australian Mint.

"Menurut sejarah, koin-koin bergambar penguasa baru kerajaan dirilis kira-kira 12 bulan setelah penobatan," kata percetakan uang Australia itu.

Hingga kini, belum ada tanggal yang ditetapkan untuk penobatan Raja Charles.

Sumber: Reuters

Baca juga: Ribuan orang bermalam di luar, menunggu pemakaman Ratu Elizabeth
Baca juga: Fakta dan angka Ratu Elizabeth II semasa memerintah Inggris

 

Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022