Depok (ANTARA) - Direktur Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (SKSG UI), Athor Subroto, Ph.D., menyebutkan bahwa perlunya atensi yang besar dari masyarakat terhadap ancaman terorisme di Indonesia.

"Terorisme itu bisa terjadi kapan pun, di mana pun, dan oleh siapa saja yang memang mengalami proses radikalisme. Jadi, saya kira ini perlu menjadi perhatian kita untuk terus waspada," kata Athor dalam keterangannya di Depok, Jawa Barat, Rabu.

Baca juga: BNPT ungkap cara kelompok teror munculkan sel-sel teroris baru

Menurut dia ada banyak hal yang perlu dicermati berkenaan dengan modus operasi terorisme. Hal ini penting untuk memberikan informasi baru yang membantu dalam upaya pemberantasan tindak pidana terorisme di Indonesia.

Sementara itu Ketua Program Studi Kajian Terorisme SKSG UI, M. Syauqillah, Ph.D. mengatakan dalam konteks pencegahan aksi terorisme dan jaringan atau ideologi terorisme, ancamannya tidak hanya dapat dicegah melalui pendekatan regulasi.

Hal ini katanya karena ada berbagai macam media yang ternyata metamorfosis gerakan teror hingga berkembang melalui kemajuan media sosial.

"Harapannya, ke depannya ada banyak program yang bisa dilaksanakan untuk meningkatkan kapasitas terkait upaya pencegahan terorisme ekstrimisme dan radikalisme yang ada di Indonesia maupun di luar negeri," kata Syauqillah.

Ada isu nasional yang saat ini memengaruhi potensi aksi tindakan terorisme di Indonesia, antara lain isu ketidakadilan yang terjadi (konflik vertikal, horizontal, konflik perebutan hak-hak tanah, dan SARA); isu korupsi di kalangan pejabat pemerintah maupun tokoh-tokoh politik; dan isu intoleransi.

Baca juga: BNPT nilai Azyumardi Azra berjasa besar dalam pencegahan terorisme
Baca juga: Masyarakat Maluku diingatkan tidak terlibat radikalisme dan terorisme

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2022