Indikator ramah anak meliputi bersih, aman, nyaman, inklusif. Termasuk, sekolah melakukan pendampingan terhadap aktivitas siswa
Bandung (ANTARA) -
Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat (Jabar) mengoptimalkan Program Pengembangan Sekolah Ramah Anak sebagai upaya mencegah terjadi perundungan terhadap peserta didik di lingkungan sekolah atau di luar sekolah.
 
"Indikator ramah anak meliputi bersih, aman, nyaman, inklusif dan lainnya. Termasuk, sekolah melakukan pendampingan terhadap aktivitas siswa," kata Kepala Disdik Jabar Dedi Supandi ketika dihubungi di Bandung, Jumat.
 
Sekolah Ramah Anak adalah sekolah yang secara sadar berupaya menjamin dan memenuhi hak-hak anak dalam setiap aspek kehidupan secara terencana dan bertanggung jawab.
 
Hari ini, Kadisdik Jabar Dedi Supandi mendatangi MZ, siswa berkebutuhan khusus yang menjadi korban perundungan di Kabupaten Cirebon.
 
Dinas Pendidikan Jawa Barat telah memberikan pendampingan terhadap korban.

Baca juga: Kadisdik Jabar: Pemandu lagu berseragam SMA coreng dunia pendidikan

Baca juga: Disdik Jabar ajak pelajar laksanakan infak massal Ramadhan
 
"Berdasarkan laporan, tim TPPA telah melakukan pendampingan psikologis terhadap kondisi traumatis korban. Kantor Cabang Dinas Wilayah X juga sudah melakukan assessment, termasuk melakukan jangkauan jarak antara korban dan pelaku," kata dia.
 
Dia menuturkan berdasarkan laporan yang diterima oleh pihaknya, traumatis MZ atas kejadian tersebut sudah sembuh dan agar tak terulang, pihaknya akan mengoptimalkan peran Sekolah Ramah Anak.
 
Pengawas sekolah pun, lanjut Kadisdik Dedi, akan terlibat dalam mengawasi keberlangsungan sekolah ramah anak.
 
Berdasarkan data, persentase penerapan sekolah ramah anak di SMA sudah mencapai 68 persen sedangkan SMK masih di angka 28,23 persen.
 
"Untuk evaluasinya akan kita tingkatkan melalui pendampingan dari DP3AKB di wilayah setempat," katanya.

Baca juga: Disdik Jabar selenggarakan "Bekasi Edu dan Job Fair"
 
Selain itu, Kadisdik Jabar juga mendorong satuan pendidikan untuk berinovasi menciptakan program yang mampu menggugah rasa toleransi.
 
"Contohnya, coba lakukan kunjungan siswa SMA atau SMK ke SLB sambil memberikan bunga atau apa saja. Sehingga, mereka tahu situasi dan hal apa saja yang harus dilakukan terhadap anak SLB," katanya.
 
Selain memberikan pendampingan, Kadisdik Jabar juga memberikan sarana pembelajaran berupa sepeda listrik untuk MZ.
 
Hal ini karena berdasarkan hasil asesmen cerita dari tim pendamping, siswa penyandang tunagrahita tersebut menginginkan sepeda listrik.
 
"Jadi sebenarnya, orang tuanya sudah membelikan sepeda. Namun karena keterbatasan, hanya bisa didorong. Jadi, kita beri sepeda listrik," katanya.
 
Sementara terkait nasib pelaku perundungan, Kadisdik Jabar menyerahkan sepenuhnya kepada pihak keluarga dan kepolisian.
 
"Sehingga fokus kami ialah lebih ke menjadikan sekolah ramah anak," kata dia.

Baca juga: Disdik Jabar jadikan SMKN 1 Mundu sebagai penunjang potensi Rebana

Baca juga: Disdik Jabar sayangkan kejadian Lingkaran Setan Pramuka di Ciamis
 
 

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022