Surabaya (ANTARA) - Sejumlah pemain dan ofisial Persebaya melaksanakan shalat gaib di Masjid Al Akbar Surabaya mendoakan pendukung Aremania yang menjadi korban jiwa pada tragedi Kanjuruhan Kabupaten Malang.

“Saya mewakili pemain turut berduka cita dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran serta keikhlasan,” ujar pemain Persebaya Alta Ballah kepada wartawan usai shalat gaib, Senin.

Eks pemain Persita Tangerang tersebut berharap peristiwa di Kanjuruhan adalah yang terakhir dan tak terjadi lagi ke depannya.

Selain Alta Ballah, perwakilan pemain yang mengikuti shalat gaib adalah Dandi Maulana, Koko Ari Araya, Januar Eka, Riswan Lauhin, Julian Mancini, serta Asisten Pelatih Persebaya Mustaqiem.

Baca juga: Polres Jember gelar shalat gaib untuk korban tragedi Kanjuruhan

Baca juga: Polri naikkan status tragedi Kanjuruhan ke penyidikan


Bahkan, puluhan suporter Persebaya juga turut mendoakan yang terbaik bagi almarhum-almarhumah agar diterima di sisi Allah SWT.

Bertindak sebagai imam shalat gaib adalah KH Abdul Hamid Abdullah yang sehari-hari sebagai Imam Besar Masjid Nasional Al Akbar Surabaya.

Sementara itu, Humas Masjid Al Akbar Helmy M Noor menyampaikan sudah dua kali dilakukan shalat gaib untuk mendoakan korban tragedi Kanjuruhan.

“Yang pertama pada Ahad (2/10), setelah Shalat Isya, kemudian tadi setelah Shalat Dhuhur,” ucapnya.

Helmy berharap peristiwa di Stadion Kanjuruhan tidak terulang dan semua masyarakat Tanah Air bisa menikmati sepak bola dengan aman serta nyaman.

“Kami atas nama pengurus Masjid Al Akbar juga mengucapkan duka cita sedalam-dalamnya dan semoga keluarga korban diberi keikhlasan serta ketabahan,” tutur dia.

Sementara itu, berdasarkan data terkonfirmasi terakhir, korban meninggal dunia akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya sebanyak 125 orang.

Kericuhan terjadi usai pertandingan pada Sabtu (1/10) malam, yang hasil akhirnya 2-3 untuk tim tamu. Kekalahan Arema FC menyebabkan sejumlah suporter tuan rumah turun dan masuk ke area lapangan.

Kerusuhan tersebut semakin membesar dimana sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut.

Petugas kemudian melakukan upaya pencegahan dengan mengalihkan agar para suporter tersebut tidak masuk ke dalam lapangan dan mengejar pemain. Dalam prosesnya, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.*

Baca juga: Korban tragedi Kanjuruhan dirawat di RSSA Malang tinggal 26 orang

Baca juga: Polri nonaktifkan Kapolres Malang terkait tragedi Kanjuruhan


Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022