kesulitan yang dihadapi sekarang itu hujan dan adanya sungai yang bercabang
Denpasar (ANTARA) -
Tim SAR gabungan dari Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), BPBD Kabupaten Gianyar dan Polda Bali  terus melakukan pencarian warga negara Amerika Serikat, Robinaugh Clifford Neil (64) yang hanyut terseret banjir.

Korban hanyut saat rafting Selasa (4/10) di Sungai Ayung, Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali.
 
Kepala Basarnas Bali Gede Darmada saat dihubungi melalui sambungan telepon di Denpasar, Bali, Rabu menyatakan sampai kini tim pencarian gabungan belum menemukan tanda-tanda penemuan korban.
 
"Tadi pagi kami mau melakukan pencarian lagi, tetapi hujan turun sangat lebat di lokasi, sehingga kami tidak dapat menurunkan perahu karet yang digunakan kru rafting. Siang juga sempat hujan deras," katanya. 
 
Gede Darmada menyatakan kondisi cuaca yang tidak kondusif untuk dilakukan pencarian membuat timnya kesulitan untuk menerjunkan tim pencarian ke sungai karena tidak ingin mengambil resiko terjadinya banjir dari hulu sungai.
 
"Kami tidak bisa memaksakan para kru untuk mencari karena memikirkan keselamatan mereka juga. Karena yang dikhawatirkan adalah banjir kiriman seperti musibah yang menimpa dua rafting itu," kata dia.

Baca juga: Tim SAR gabungan temukan WNA Jerman terseret ombak di Pantai Seminyak
Baca juga: Empat wisatawan peserta tubing meninggal terseret banjir di Magelang
 
Dia menjelaskan penyebab dari kecelakaan dua perahu rafting yang menimpa beberapa orang kru dan warga negara asing tersebut adalah banjir kiriman dimana dalam waktu yang begitu singkat volume air tiba-tiba membesar dengan aliran yang deras.
 
Gede Darmada menjelaskan secara kronologis peristiwa hanyutnya perahu karet tersebut terjadi sekitar pukul 12.30 Wita yang ditumpangi oleh sepuluh orang WNA yang sedang berwisata arung jeram atau rafting di Ayung Dewata, di Banjar Tanggayuda, Desa Kedewatan, Kecamatan Ubud, Gianyar, Bali.
 
Musibah muncul ketika dalam perjalanan volume air tiba-tiba meninggi dengan arus yang deras yang mengakibatkan satu perahu arung jeram terbalik. Dalam musibah tersebut, dilaporkan sebanyak sepuluh orang warga negara asing (WNA) mengalami kecelakaan saat rafting setelah perahunya terbalik.
 
Sepuluh WNA tersebut adalah Alfonso Sparacino (49) dan Josephine Sparacino (47), serta tiga anaknya, Anthony Michael Sparacino (21), Marcus Joseph Sparacino (20) dan Christian David Sparacino (17), Johannes Felix Berger (24), Svenja Bee (24), dan pasangan asal India, Vellaisamy Jayaraj (27) dan Loshni Vimal Chandran (26).
 
"Tim kami masih di lapangan sambil memantau perkembangan situasi dan dibantu oleh banyak relawan, BPBD, kepolisian dan kru rafting yang ada di sana. Kesulitan yang dihadapi sekarang itu hujan dan adanya sungai yang bercabang," kata Gede Darmada.
 
Dia mengungkapkan sejak mendapatkan kabar tentang musibah tersebut, Basarnas dibantu oleh para relawan pengelola rafting di Ubud.
 
"Kemudian kemarin (Selasa 4/10), kami lakukan penyusuran ke Bongkasa, Mambal. Sambil menginformasikan kepada masyarakat mungkin ada yang menemukan warga Amerika yang masih dalam pencarian ini. Kemungkinan esok (Kamis 6/10) kami perluas lagi wilayah pencarian sampai ke muara sungai tersebut. Kita berharap dia terdampar di pinggir sungai, tidak sampai ke laut," kata dia.

Baca juga: Rafting di Batu seorang tewas tiga hilang
Baca juga: Tiba-tiba banjir, satu mahasiswi tewas saat arung jeram di Kediri
 
Gede mengatakan pihaknya sempat mendapat informasi dari masyarakat bahwa ada penemuan pelampung, tetapi pihaknya belum memastikan pelampung itu milik korban. Bahkan jika itu benar, maka akan menambah kerumitan dalam pencarian WNA tersebut.
 
"Kalau memang benar terlepas dari jaket pelampungnya, ini akan menyulitkan kami juga apakah tenggelam, tersangkut atau gimana. Ini kita sih mengkaji kemungkinan-kemungkinan ini," kata Gede Darmada.
 
Untuk mempercepat proses pencarian WNA Amerika yang hanyut tersebut, Gede Darmada meminta bantuan masyarakat yang ada di pinggiran sungai untuk memantau area di sekitar sungai sembari dilakukan pencarian oleh Tim SAR gabungan.
 
"Kita berharap secepatnya ditemukan bahkan dengan durasi waktu bisa lebih dari tujuh hari dengan memanfaatkan bantuan teman-teman relawan yang ada," kata dia.

Baca juga: Soal mahasiswa meninggal saat arung jeram, polisi usut unsur kelalaian

Pewarta: Rolandus Nampu
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022