Fasilitas baru ini berdiri di lahan 2,2 hektare dengan kapasitas terpasang mencapai lebih dari 1.000 ton per bulan, yang akan semakin mengukuhkan posisi perusahaan dalam industri makanan olahan beku
Jakarta (ANTARA) - PT Central Proteina Prima Tbk (CPRO) memperkuat produksi dan distribusi produk makanan olahan beku melalui anak usahanya PT Centralpertiwi Bahari (CPB) yang resmi mengoperasionalkan pabrik pengolahan makanan beku atau food processing plant di Kawasan Industri Kendal.

Wakil Presiden Direktur CPRO Paulius Juta mengatakan, pabrik baru tersebut akan fokus untuk mengolah makanan beku berbasis boga bahari dengan merek Fiesta Seafood dan Shifudo.

"Fasilitas baru ini berdiri di lahan 2,2 hektare dengan kapasitas terpasang mencapai lebih dari 1.000 ton per bulan, yang akan semakin mengukuhkan posisi perusahaan dalam industri makanan olahan beku," ujar Paulius dalam keterangan di Jakarta, Senin.

PT Centralpertiwi Bahari merupakan anak usaha CPRO yang memproduksi dan mendistribusikan produk olahan ikan dan udang beku baik ke pasar domestik maupun mancanegara. Pada 2021, perseroan memberikan kontribusi sebesar 14 persen terhadap pendapatan CPRO.

Paulius menyampaikan, produk olahan makanan beku merupakan salah satu pilar yang akan mendorong pertumbuhan pendapatan Perseroan pada masa mendatang.

Adapun total biaya untuk membangun pabrik makanan boga bahari di Kendal adalah sekitar Rp120 miliar. Perseroan telah mengeluarkan sekitar Rp38 miliar dari dana internal untuk membeli tanah dan membangun fasilitas produksi pada 2021, dan proses pembangunan akhirnya dapat terselesaikan dan diresmikan pada awal pekan ini.

Ekspansi bisnis perseroan sendiri masih akan terus berlanjut.

Sebelumnya, Armand Ardika, Corporate Secretary CPRO mengatakan, perseroan mempunyai rencana untuk membangun pabrik produksi makanan hewan kesayangan berikut gudangnya, serta beberapa belanja modal lain seperti membangun fasilitas pembibitan udang di Bangka.

Perencanaan pembangunan fasilitas pembibitan di Bangka disebabkan karena permintaan akan benur dari Bangka dalam beberapa waktu terakhir cukup tinggi.

Pendanaan untuk belanja modal tersebut sebagian besar berasal dari dana internal perseroan, walaupun tidak tertutup kemungkinan bahwa perseroan dapat mendapatkan kredit investasi dari bank-bank yang tertarik untuk mendanai berbagai program perseroan.

CPRO melihat bahwa pasca pandemi, banyak anggota masyarakat sudah beraktivitas di luar rumah dan bisnis makanan tidak mengalami penurunan, sehingga perseroan fokus untuk menghasilkan produk makanan boga bahari yang baik, berkualitas baik dan harga terjangkau.

Dari sisi makanan hewan kesayangan, perseroan saat ini melihat bahwa pertumbuhan pasar domestik masih tetap tumbuh 30 persen, namun perusahaan mulai mengembangkan pasar ekspor untuk menjaga momentum pertumbuhan penjualan makanan hewan kesayangan.

Untuk bisnis pakan ikan, CPRO sedang mengembangkan bibit ikan nila yang tahan untuk budidaya di air payau (high salinity). Untuk bisnis pakan udang, perseroan sedang melakukan pengembangan jumlah teknisi agar dapat mendampingi para petambak untuk mengelola proses budidaya supaya produktivitas dari tambak-tambak udang terjaga di tengah perubahan cuaca.

CPRO menargetkan penjualan pada 2022 tumbuh 5-10 persen dari penjualan pada 2021, dan menjaga level marjin keuntungan bersih yang sama atau lebih meningkat sedikit dari 2021, agar pangsa pasar perseroan tetap terjaga dan sekaligus juga menghasilkan kinerja keuangan yang baik.

Baca juga: Di tengah pandemi, CPRO catatkan kenaikan penjualan
 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022