3600 gram sudah dikatakan angka untuk bayi besar
Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis kebidanan dan kandungan dr. M. Charnaen Ibrahim, Sp.OG mengatakan terdapat tiga faktor penentu pada ibu hamil yang bisa menjalani persalinan secara alamiah atau melalui vagina.

“Yang menentukan bisa lahir secara alami itu ada tiga faktor utama, yaitu power, passage, dan passenger,” kata dokter lulusan Universitas Sriwijaya itu dalam bincang virtual, Jakarta, Rabu.

Lebih lanjut, Chaernaen menjelaskan istilah “power” berarti kekuatan kontraksi dari rahim ibu yang harus dilatih sejak awal kehamilan misalnya dengan senam hamil, latihan otot perut, dan meningkatkan oksitosin secara alamiah.

Dia mengatakan apabila usia kandungan melebihi 40 minggu namun belum juga ada pembukaan atau kontraksi, maka dokter akan memberikan pilihan induksi persalinan.

Terdapat dua cara induksi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan oksitosin, yaitu secara alami contohnya seperti pijat oksitosin serta secara kimia melalui bantuan obat-obatan dengan dosis oksitosin yang sudah terukur, ujarnya.

Baca juga: Benarkah ibu dengan mata minus tak bisa melahirkan normal?

Baca juga: Minim pengetahuan sebab angka kematian ibu tinggi


“Sebatas apa amannya induksi itu? Sebatas dari dokter melihat, bayi sudah cukup bulan atau belum. Kedua, chance untuk kelahirannya atau persentasenya cukup tinggi atau tidak. Jadi dilihat dari nilai besar bayinya, panggul ibunya, itu kita lihat semua mendekati akhir bulan,” kata Chaernaen.

Kemudian “passage” berarti berkaitan dengan kondisi panggul apakah luas sehingga jalan keluar bayi dapat lebih mudah. Panggul yang dikatakan sempit, ujar Chaernaen, dibagi menjadi tiga mulai dari ringan, sedang, dan absolut.

Dia mengatakan apabila panggul sempit ringan, kondisi tersebut masih bisa diusahakan sehingga persalinan alamiah dapat terjadi.

“Panggul itu sangat menentukan. (Biasanya) ibu yang besar-tinggi, kadang-kadang panggulnya luas, sementara ibu yang lebih pendek atau kecil itu panggulnya lebih sempit. Tapi tidak juga, sih, banyak juga pasien saya yang (badannya) kecil juga panggulnya tetap luas,” kata Chaernaen.

Sementara faktor terakhir, yaitu “passenger”, berarti kondisi bayi yang akan dilahirkan terutama berkaitan dengan bobot dan posisi ideal bayi.

Bobot bayi diusahakan tidak terlalu berat dan tidak terlalu kecil. Posisi bayi juga diusahakan harus baik, yaitu kepala menghadap ke bawah.

“Kalau minimalnya kasus di Asia itu, saya lebih memilih di angka 2800-3300 gram. Kalau bottom line-nya itu di angka 2500 gram, kalau upper-nya itu di angka 3600 gram. Lebih dari itu (3600 gram) sudah dikatakan angka untuk bayi besar,” katanya.

Terkait posisi, bayi dengan kondisi sungsang berarti persalinan tidak dapat dikatakan alamiah sebab kondisi tersebut memerlukan intervensi yang dilakukan dokter.

“Kalau pilihannya sungsang biasanya saya akan informasi ke pasiennya. Pilihannya ada dua, lahir lewat bawah atau lahir dengan sungsang, banyak teknik-teknik untuk melahirkan sungsang. Atau lahir lewat sesar. Di mana dua-duanya ada risiko masing-masing,” ujarnya.

“Jadi risiko mana yang mau diambil. Yang sungsang, risiko yang paling ditakutkan itu biasanya kepala bayinya nyangkut karena kepala bayi itu lebih besar daripada badannya. Kalau sesar, risikonya lebih ke kondisi ibunya karena ada risiko operasi,” kata Chaernaen.

Baca juga: Hal yang perlu dipersiapkan calon orang tua jelang persalinan

Baca juga: Mengenal teknik persalinan "hypnobirthing"

 

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022