Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi) dr. Bagus Putu Putra Suryana, SpPD-KR mengatakan jumlah penderita osteoporosis atau penyakit keropos tulang lebih banyak dibandingkan dengan penyakit tidak menular lainnya.

"Penderita osteoporosis jauh lebih banyak dari diabetes, jauh lebih banyak dari hipertensi, jauh lebih banyak dari penyakit kanker," kata dia dalam seminar virtual bertajuk "Ayo Tingkatkan Kesehatan Tulang, Cegah Osteoporosis" di Jakarta, Kamis.

Ia menyebut 30 persen perempuan yang usianya di atas 50 tahun, mengalami osteoporosis, sedangkan 20 persen laki-laki dengan usia di atas 50 tahun menderita penyakit ini.

Namun, orang sering tidak menyadari adanya osteoporosis karena penyakit ini tidak bergejala dan tidak menimbulkan nyeri sehingga penyakit ini disebut silent disease.

"Tidak ada gejala, tidak nyeri, masih bisa beraktivitas seperti biasa. Tiba-tiba kalau terjatuh, terpeleset, kemudian patah tulang, baru timbul gejala yang menyebabkan penderitaan," kata dia.

Baca juga: Osteoporosis juga ciptakan beban sosial

Menurut dia, tidak adanya nyeri yang dirasakan penderita osteoporosis ini karena tulang tidak memiliki syaraf.

"Tidak ada gejala sampai orang mengalami patah tulang," katanya.

Bagus mengatakan penyakit ini sulit terdeteksi, sehingga penderitanya tidak mengetahuinya dan melakukan aktivitas yang berpotensi mengakibatkan tulang patah.

"Penderitanya masih bisa bekerja seperti biasa, lompat-lompat, lalu terpeleset, akan mudah mengalami patah tulang," katanya.

Terkait dengan cepatnya laju penambahan penyakit ini, pihaknya mencatat setiap tiga detik di seluruh dunia, terjadi patah tulang baru.

Baca juga: "Menabung tulang" sejak dini cegah osteoporosis
Baca juga: Gaya hidup aktif bisa cegah osteoporosis
Baca juga: Hari Osteoporosis Sedunia momentum kenali cara pencegahan

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022