Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Hary Budiarto mengungkapkan pemerintah berupaya maksimal dalam hal menciptakan dan mengembangkan talenta digital bisa merata secara nasional.

Salah satu upayanya ialah menyesuaikan beragam pelatihan kompetensi talenta digital dengan situasi maupun kondisi di setiap daerah yang sifatnya sangat dinamis.

"Kita itu melakukan pelatihan ini tidak cuma di kota-kota saja tapi juga di daerah terpelosok. Kayak di Pulau We yang di Sabang bahkan di Merauke juga kita adakan pelatihan ini. Contohnya untuk masyarakat yang tinggal di tepi hutan juga kita hadir. Itu di daerah Jambi, kita tahu itu merupakan Taman Nasional. Disitu ada masyrakat yang tinggal di dalam hutan dikenal dengan nama Orang Rimba. Itu kami ajak juga ikut pelatihan, buat mereka yang suka sering keluar gimana memanfaatkan akses internet seperti apa," kata Hary di Tangerang Selatan, Kamis.

Hal itu disampaikannya untuk menjelaskan upaya Kementerian Kominfo memberikan akses layanan penciptaan talenta digital yang setara secara nasional.

Hary menyebutkan memang fakta di lapangan terjadi ketimpangan talenta digital di Pulau Jawa dengan pulai lain, namun di tengah kondisi itu upaya untuk memeratakan akses meningkatkan kapasitas talenta digital terus digalakkan.

Untuk itu juga Kementerian Kominfo membagi beberapa pelatihan talenta digital ke dalam beberapa kategori mulai untuk umum lewat Gerakan Literasi Digital Nasional (GLDN), kelas menengah lewat Digital Talent Scholarship (DTS), hingga level pimpinan lewat Digital Leadership Academy (DLA).

Seringkali memang pemberian edukasi mengenai dasar-dasar pemanfaatan internet yang paling sering dilakukan menyasar langsung ke masyarakat.

Namun di tingkat pelatihan talenta digital kelas menengah ada juga kegiatan pelatihan yang diadakan tidak hanya secara daring namun juga luring.

Hary mencontohkan beberapa pelatihan DTS yang kerap diadakan secara luring di antaranya seperti Digital Entrepreunership Academy (DEA) yang menyasar perluasan kapasitas pelaku UMKM di ruang digital serta Thematic Academy yang menyasar kelompok-kelompok tertentu seperti menyasar kelompok ibu-ibu PKK hingga penyandang disabilitas.

"Pelatihan-pelatihan ini jadi kami memang menyiapkannya tidak cuma untuk masyarakat di kota-kota besar saja tapi juga hingga masyarakat pelosok yang secara infrastrukturnya terbatas kami siapkan. Hal itu kami lakukan agar talenta digital ini bisa merata, karena kalau bicara masyarakat digital itu kan hak semua orang untuk bisa memanfaatkan teknologi digital ini,"kata Hary.

Adapun hingga 2030 kebutuhan talenta digital di Indonesia mencapai 9 juta dan diharapkan mampu menembus target potensi ekonomi digital hingga Rp3000 triliun.

Untuk itu, sejak 2021 Kementerian Kominfo mengintensifkan program pelatihan dan pengembangan talenta digital agar Indonesia memiliki SDM unggul termasuk untuk memanfaatkan momentum transformasi digital global.


Baca juga: DTS Professional Academy jaring 13 ribu peserta

Baca juga: Huawei, ASEAN Foundation gelar Asia Pacific Digital Talent Summit

Baca juga: Kominfo kenalkan ilmu data pada murid SD lewat "Data Science for Kids"

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022