Jakarta (ANTARA) - Hasil penyelidikan yang dilakukan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menemukan bahwa kamera pengintai atau CCTV di titik 16 Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, bermasalah secara teknis.

"Persoalan ada penghapusan 'blank spot', kami bertemu dengan teknisi memang ada problem teknis soal CCTV di titik 16 di titik parkir yang menunjukkan kepala singa," kata Komisioner Pemantauan/Penyelidikan Komnas HAM Mohammad Choirul Anam di Jakarta, Senin.

Dari keterangan yang diperoleh Komnas HAM, kamera pengintai di titik 16 tersebut sudah bermasalah sejak beberapa hari sebelum kejadian di Stadion Kanjuruhan. Teknisi sempat mengganti namun pemasangannya belum selesai terutama soal sinkronisasi teknologi informasi (TI).

Akibatnya, kata dia, pada hari H kamera pengintai tersebut tidak bekerja secara maksimal. Keterangan di lapangan yang diperoleh Anam rekaman TI dari CCTV itu terkadang muncul dan merekam, namun juga hilang sehingga tidak merekam kejadian yang ada.

Baca juga: Dirut LIB jalani pemeriksaan terkait tragedi Kanjuruhaan
Baca juga: Komnas HAM duga ada pelanggaran HAM di Kanjuruhan hingga surati FIFA


"Kami ditunjukkan detail oleh teknisi Stadion Kanjuruhan yang sejak awal memasang CCTV dan melakukan perawatan hingga sekarang," jelasnya.

Terkait CCTV yang ada di lobi, Anam mengaku mendapatkan bahan yang lengkap. Komnas HAM sudah melihat secara langsung dan melihat dari ujung ke ujung.

Sebelumnya, Kadiv Humas Polri Irjen Polisi Dedi Prasetyo menyatakan pihaknya masih mendalami adanya dugaan penghapusan rekaman CCTV di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang saat terjadinya kerusuhan yang menewaskan 135 jiwa.

"Nanti akan ada ahli yang menyampaikan termasuk pihak ketiga yang memasang CCTV sekitar Stadion Kanjuruhan," kata Dedi.

Meski demikian, Dedi belum bersedia menyampaikan dugaan penyebab penghapusan rekaman CCTV tersebut dan meminta untuk menunggu penjelasan dari ahli IT terkait penghapusan rekaman CCTV tersebut.

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022